HOME

Tuesday, August 22, 2017

PERANCANGAN& PENGEMBANGAN PRODUK


PERANCANGAN& PENGEMBANGAN PRODUK


1.1         Perancangan dan Pengembangan Produk
Perancangan dan pengembangan produk merupakan bagian yang sangat besar dari semua kegiatan teknik yang ada. Kegiatan perancangan dimulai dengan didapatkannya persepsi tentang kebutuhan manusia, kemudian disusul oleh penciptaan konsep produk, disusul kemudian dengan perancangan, pengembangan dan penyempurnaan produk. Kemudian diakhiri dengan pembuatan dan pendistribusian produk. Perancangan adalah kegiatan awal dari suatu rangkaian kegiatan dalam proses pembuatan produk. Dalam tahap perancangan tersebut dibuat keputusan-keputusan penting yang mempengaruhi kegiatan-kegiatan lain yang menyusulnya. Produk merupakan sesuatu yang dijual perusahaan kepada pembeli. Produk yang dimaksud disini adalah produk yang bersifat rekayasa (engineering), diskrit dan bersifat fisik.

Dari sudut pandang investor pada perusahaan yang berorientasi laba, usaha pengembangan produk dikatakan sukses jika produk yang diproduksi dapat dijual dan menghasilkan laba. Lima dimensi spesifik yang lain yang berhubungan dengan laba dan biasa digunakan untuk menilai kinerja usaha pengembangan produk yaitu kualitas produk, biaya produk, waktu pengembangan produk, biaya pengembangan, kapabilitas pengembangan.

Pengembangan produk merupakan aktivitas lintas disiplin yang membutuhkan kontribusi dari hampir semua fungsi yang ada pada suatu perusahaan, namun tiga fungsi yang selalu paling penting bagi proyek pengembangan produk, yaitu:

1.1.1   Pemasaran
Fungsi pemasaran menjembatani interaksi antara perusahaan dengan pelanggan. Sedang peran lainnya adalah mengidentifikasi peluang produk, pendefinisian segmen pasar, dan identifikasi kebutuhan pelanggan, merancang komunikasi antara perusahaan dengan pasar dan menetapkan target harga dan peluncuran serta promosi produk.

1.1.2   Perancangan (design)
Fungsi perancangan adalah mendefinisikan bentuk fisik produk agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan, dalam kaitannya mencakup desain engineering dan desain industri.

1.1.3   Manufaktur
Fungsi manufaktur bertanggung jawab pada merancang dan mengoperasikan sistem produksi pada proses produksi produk.

1.2 Proses dan Organisasi Perancangan dan Pengemban Produk
Proses perancangan dan pengembangan produk yang umum terdiri dari enam tahap yaitu:

1.2.1   Perencanaan
Kegiatan perencanaan ini disebut sebagai zerofase karena kegiatan ini mendahului persetujuan proyek dan proses peluncuran pengembangan produk aktual.

1.2.2   Pengembangan konsep
Pada fase pengembangan konsep, kebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif konsep-konsep produk dibangkitkan dan dievaluasi, dan satu atau lebih konsep dipilih untuk pengembangan dan percobaan lebih jauh. Konsep adalah uraian dari bentuk, fungsi dan tampilan suatu produk dan biasanya dibarengi dengan sekumpulan spesifikasi, analisis produk-produk pesaing serta pertimbangan ekonomi proyek.

1.2.3   Perancangan tingkatan sistem
Pada fase perancangan tingkatan sistem mencakup definisi arsitektur produk dan uraian produk menjadi subsistem-subsistem serta komponen-komponen. Gambaran rakitan akhir untuk sistem produksi biasanya didefinisikan selama fase ini. Keluaran dari fase ini biasanyamencakup tata letak bentuk produk, spesifikasi serta fungsional dari tiap subsistem produk, serta diagram aliran proses pendahuluan untuk proses rakitan akhir.

1.2.4   Perancangan detail
Pada fase perancangan detail mencakup spesifikasi lengkap dari bentuk, material, dan toleransi-toleransi dari seluruh komponen unik pada produk dan identifikasi seluruh komponen standar yang dibeli dari pemasok. Rencana proses dinyatakan dan peralatan dirancang untuk tiap komponen yang dibuat dalam sistem produksi. Keluaran dari fase ini adalah pencatatan pengendalian untuk produk.
1.2.5   Pengujian dan perbaikan
Pada fase pengujian dan perbaikan melibatkan konstruksi dan evaluasi dari bermacam-macam versi produksi awal produk. Prototipe awal dalam hal ini alat puntir benang sutera biasanya dibuat dengan menggunakan komponen-komponen dengan bentuk dan jenis material pada produksi sesungguhnya, namun tidak memerlukan proses pabrikasi dengan proses yang sama dengan yang dilakukan pada produksi sesungguhnya. Prototipe alat puntir benang sutera diuji untuk menentukan apakah produk akan bekerja sesuai dengan yang direncanakan dan apakah produk memenuhi kebutuhan kepuasan konsumen utama.

Prototipe berikutnya biasanya dibuat dengan komponen yang dibutuhkan pada produksi namun tidak dirakit dengan menggunakan proses perakitan akhir seperti pada perakitan sesungguhnya. Prototipe berikutnya dievaluasi secara internal dan juga diuji oleh konsumen dengan menggunakannya langsung. Sasaran dari prototipe ini biasanya adalah untuk menjawab pertanyaan mengenai kinerja dan keandalan dalam rangka pengidentifikasian kebutuhan perubahan-perubahan secara teknik untuk produk akhir.

1.2.6   Produksi awal
Pada fase produksi awal, produk dibuat dengan menggunakan sistem produksi yang sesungguhnya. Tujuan dari produksi awal ini adalah untuk melatih tenaga kerja dalam memecahkan permasalahan yang mungkin timbul pada proses produksi sesungguhnya. Produk-produk yang dihasilkan selama produksi awal kadang-kadang disesuaikan dengan keinginan pelanggan dan secara hati-hati dievaluasi untuk mengidentifikasi kekurangan-kekurangan yang timbul. Peralihan dari produksi awal menjadi produksi sesungguhnya biasanya tahap demi tahap. Pada beberapa titik masa peralihan ini, produk diluncurkan dan mulai disediakan untuk didistribusikan.

1.3         Perencanaan Produk
Proses perencanaan produk dilakukan sebelum suatu proyek pengembangan produk secara formal disetujui, sumberdaya yang penting dipakai dan sebelum tim pengembangan yang besar dibentuk. Rencana produk mengidentifikasikan portfolio produk-produk dikembangkan oleh organisasi pada waktu pengenalannya ke pasar. Proses perencanaan mempertimbangkan peluang-peluang pengembangan produk. Peluang-peluang itu diidentifikasikan oleh banyak sumber, mencakup usulan bagian pemasaran, penelitian, pelanggan, tim pengembangan produk, dan analisis keunggulan para pesaing. Berdasarkan peluang-peluang ini, suatu portfolio proyek dipilih, waktu proyek ditentukan secara garis besarnya, sumber daya dialokasikan.Lima langkah yag harus dilalui pada perencanaan produk.

1.3.1   Identifikasi Peluang
Rancana proses dimulai dengan mengidentifikasi peluang-peluang pengembangan produk. Beberapa peluang dikumpulkan secara pasif, namun lebih direkomendasikan agar perusahaan juga secara eksplisit berusaha untuk mencari peluang. Proses identifikasi peluang pengembangan produk sangat berhubungan dengan kegiatan mengidentifikasi kebutuhan pelanggan.Ide – ide untuk produk baru atau detail produk berasal dari beberapa sumber (secara pasif), antara lain: personal pemasaran dan penjualan, penelitian dan organisasi pengembangan teknologi, tim pengembangan produk saat ini, manufaktur dan operasional organisasi, pelanggan sekarang atau potensial, pihak ketiga seperti pemasok, pencipta dan partner – partner bisnis.

1.3.2   Evaluasi dan Penentuan Prioritas Proyek
Langkah kedua dalam proses perencanaan produk adalah memilih proyek yang paling menjanjikan untuk diikuti. Empat perspektif dasar yang berguna dalam mengevaluasi dan memprioritaskan peluang-peluang bagi produk baru dalam kategori produk yang ada adalah strategi bersaing, segmentasi pasar, mengikuti perkembangan teknologi dan platform produk. Setelah itu, proses mengevaluasi peluang produk baru didiskusikan dan menyeimbangkan portfolio proyek.

1.3.3   Alokasi Sumber Daya dan Perencanaan Waktu
Biasanya suatu perusahaan melakukan terlalu banyak proyek tanpa memperhatikan ketersediaan sumber daya pengembangan yang terbatas. Sebagai hasilnya insinyur yang terampil dan manajer-manajer dialokasikan untuk terlalu banyak proyek, sehingga produktivitas turun secara drastis, proyek menjadi tertunda penyelesaiaannya, produk menjadi terlambat masuk pasar, dan keuntungan menjadi lebih rendah. Perencanaan agregat membantu suatu perusahaan untuk menggunakan sumberdayanya secara efisien dengan mengambil proyek-proyek yang beralasan untuk diselesaikan berdasarkan sumber daya yang dianggarkan.
1.3.4   Penyelesaian Perencanaan Proyek Pendahuluan
Segera setelah proyek disetujui, namun sebelum sumber daya penting digunakan, dilakukan kegiatan perencanaan proyek pendahuluan. Kegiatan ini melibatkan tim fungsional silang yang kecil yang sering dinamai tim inti, yang mewakili sebagian besar ahli seperti ahli teknik, pemasaran, manufaktur dan fungsi pelayanan.

1.3.5   Refleksi Hasil dan Proses
Karena pernyataan misi merupakan pegangan untuk tim pengembangan, suatu “reality check” harus dilakukan sebelum melalui proses pengembangan. Langkah awal ini adalah untuk memperkirakan kualitas proses dan hasil,waktu untuk memperbaiki, paling tidak menjadi lebih hebat dan bernilai sesuai dengan kemajuan proses pengembangan.

1.4         Pernyataan Misi Produk
Mendefinisikan skope dari usaha dalam bentuk pernyataan misi (mission statement) yang akan memberikan informasi mengenai tujuan dari usaha, adanya peluang pasar, dan besarnya kendala yang dihadapi. Pernyataan misi produk alat puntir benang sutera dapat dilihat pada Tabel 1.1.

  Tabel 1.1 Pernyataan Misi: Alat Puntir Benang Sutera
Gambaran Produk
Kuat, ringan, mudah dipindahkan, mudah dioperasikan dan mudah perawatannya.
Target Akhir Usaha
Alat puntir benang sutera akan diproduksi pada pertengahan 2007, margin profit 20%.
Pasar Utama
Petenun, gedogan, pengusaha/pengrajin petenunan sutera
Pasar Sekunder
Balai-balai tekstil dilingkungan dan departemen perindustrian dan perdagangan
Asumsi
Menggunakan dinamo listrik, kapasitas cukup besar, material konstruksi besi dan kayu.
Penyangga Usaha
Pengguna langsung, koperasi tenun, distributor




2 comments:

  1. Terimakasih kak dengan penjelasan yang ada membuat saya mengerti dan mudah dalam mengerjakan tugas kuliah saya

    Perkenalkan saya LISNA ARISTA dari ISB Atma Luhur

    ReplyDelete