BAB V
SELEKSI KONSEP
5.1
Seleksi Konsep
Memilih atau
menyeleksi konsep merupakan suatu proses evaluasi terhadap beberapa konsep yang
ada yang berkenan dengan kriteria yang ditentukan dalam pemenuhan kebutuhan
konsumen. Dalam pemilihan ini dilakukan pembandingan terhadap kekuatan dan
kelemahan dari masing-masing konsep dan mengambil satu diantaranya yang
dianggap layak untuk dikembangkan lebih lanjut. Pemilihan konsep dilaksanakan
tidak hanya selama pengembangan konsep, tapi melalui proses perancangan dan
pengembangan berikutnya. Pemilihan konsep merupakan proses kelompok yang
memudahkan pemilihan konsep dalam pemenang, membantu membangun kesepakatan tim
dan membuat catatan dalam proses pengambilan keputusan.
Untuk
mempermudah melakukan seleksi konsep maka sebaiknya seleksi konsep tersebut
dilakukan secara terstruktur. Metode terstruktur memberikan beberapa keuntungan
diantaranya: produk yang terfokus pada konsumen, rancangan yang kompetitif, koordinasi
proses dan produk yang lebih baik, mengurangi waktu untuk perkenalan produk, pembuatan
keputusan kelompok yang lebih efektif, dokumentasi proses keputusan. Metode
dalam seleksi konsep terbagi menjadi beberapa metode, diantaranya:
5.1.1 Metode
External decision
Metode External decisionadalah metode pemilihan
konsep dengan mengembalikan kembali ke target pasar yang dituju.
5.1.2 Metode
Product champion
Metode Product champion adalah Usulan pribadi
dari seorang yang berpengaruh biasanya seorang direktur
5.1.3 Intuisi
Intuisi
merupakan proses pemilihan konsep dimana faktor perasaan lebih berpengaruh
5.1.4 Multivoting
Multivoting merupakan setiap anggota tim memberikan hak pilih
untuk beberapa konsep. Konsep yang banyak dipilih selanjutnya akan diseleksi.
5.1.5 Pro
dan kontra
Pro dan Kontra
adalah metode pemilihan konsep dengan melakukan analisa sisi positif dan
negatif dari sebuah konsep
5.1.6 Prototipe
dan Pengujian
Prototipe dan
pengujian merupakan metode pemilihan konsep dengan membuat prototipe dan
mengetesnya. Keputusan berdasarkan data pengujian.
5.1.7 Matriks
keputusan
Metode matriks
keputusan dilakukan dengan menilai konsep yang ada terhadap beberapa nilai yang
telah diboboti.
5.2
Tahapan Seleksi Konsep
Baik penyaringan
maupun penilaian konsep menggunakan matriks sebagai 6 (enam) tahapan proses
pemilihan.
5.2.1 Menyiapkan
Matriks Seleksi
Penyaringan konsep: Menyiapkan
kriteria fisik yang dapat menerangkan setiap konsep dan disusun dalam suatu
matriks. Kemudian, dengan pertimbangan mendalam, ditentukan concept yang
ingin dijadikan sebagai patokan, dengan kriteria seleksi berdasarkan kebutuhan
pelanggan dan perusahaan.Setelah itu juga ditentukan referensi untuk
membandingkan dengan konsep lainnya. Referensi konsep ini bisa berupa produk
terbaik, produk pesaing, atau konsep produk standar.
Penilaian konsep: Mempersiapkan dan
membuat subkriteria dari kriteria yang sudah ada sehingga penilaian dilakukan
lebih detil. Kemudian menambahkan bobot pada kriteria dan subkriteria tersebut.
Dan konsep yang dinilai adalah konsep hasil pemilihan dari penyaringan konsep.
5.2.2 Menilai
Konsep
Penyaringan konsep: Menilai konsep
dilakukan dengan membandingkan konsep satu terhadap konsep yang lain dengan referensi
nilai lebih baik daripada (better than) +, sama dengan (same as) 0, lebih
buruk daripada (worse than) -.
Penilaian konsep: Memberi rate pada konsep skala interval
digunakan, yaitu skala 1-5. pada konsep scoring,
tidak digunakan concept referencekarena
setiap konsep dinilai.
5.2.3 Mengurut
Konsep
Penyaringan konsep: Menjumlahkan
semua tanda skala relatif. Kemudian dari hasil penjumlahan itu, konsep dengan
jumlah ”plus” terbanyak dan ”minus” terkecil diberi peringkat
Penilaian konsep: Mengkalikan bobot
dengan skala yang diberikan. Dan penjumlahannya akan menentukan peringkat bagi
setiap konsep.
5.2.4 Mengkombinasikan
dan Memperbaiki Konsep
Penyaringan konsep: Meninjau hasil
dan mempertimbangkan cara untuk mengkombinasikan dan memperbaiki konsep
tertentu atau mengembangkan beberapa konsep yang dikombinasikan menjadi konsep
baru yang kemudian dievaluasi kembali.
Penilaian konsep: Meninjau hasil
dan mencoba kemungkinan kombinasi untuk meningkatkan kekurangan dari berbagai
konsep menjadi konsep yang lebih baik.
5.2.5 Memilih
Satu atau Lebih Konsep
Penyaringan konsep: Memilih konsep
atau beberapa konsep untuk dikembangkan, diperbaiki dan dianalisis lebih
lanjut, untuk memasuki tahap concept
scoring.
Penilaian konsep: Menentukan konsep
yang akan dilanjutkan ke pengembangan selanjutnya.
5.2.6 Merefleksikan
Hasil dan Proses
Penyaringan dan penilaian konsep: Melakukan
peninjauan kembali dari hasil konsep yang dipilih, setiap anggota tim harus
menyenangi konsep yang dipilih oleh tim, kemudian diteliti kembali kriteria
seleksi dan cara pemberian nilai.
5.3
Pemilihan Konsep Rancangan Produk
Proses pemilihan
konsep dilakukan melalui dua tahap, yaitu: tahap penyaringan konsep (concept screening) dan tahap penilaian
konsep (concept scooring). Concept screening adalah proses
pemilihan konsep untuk mendapatkan beberapa alternatif yang diperkirakan dapat
dikembangkan lebih lanjut. Dalam tahap ini beberapa konsep dievaluasi terhadap
satu konsep yang telah dipilih sebagai acuan. Matriks penyaringan konsep dapat
dilihat pada Tabel 5.1.
Tabel
5.1 Matriks Penyaringan Konsep
Kriteria
Pemilihan
|
|
Konsep-konsep
|
|
|
A
|
B
|
C
|
D
|
|
Konsep 1
(Acuan)
|
Konsep 2
|
Konsep 3
|
Konsep 4
|
|
Mudah ditangani
|
0
|
-
|
0
|
-
|
Tahan lama
|
0
|
-
|
0
|
-
|
Mudah dibuat
|
0
|
-
|
0
|
-
|
Mudah dipindahkan
|
0
|
+
|
0
|
+
|
Gulungan Benang
Sutera mudah dilepas
|
0
|
0
|
+
|
+
|
Ringan
|
0
|
-
|
0
|
-
|
Dapat mengetahui jumlah gulungan benang sutera
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Mudah dirawat
|
0
|
-
|
0
|
-
|
Tidak membahayakan
|
0
|
-
|
0
|
-
|
Jumlah ( + )
|
0
|
1
|
1
|
2
|
Jumlah ( 0 )
|
9
|
2
|
8
|
1
|
Jumlah ( - )
|
0
|
6
|
0
|
6
|
Total score
|
0
|
-5
|
1
|
-4
|
Rangking
|
2
|
4
|
1
|
3
|
Diteruskan ?
|
Ya
|
Tidak
|
Ya
|
Tidak
|
Dari tabel 5.1
menyatakan bahwa konsep C menduduki rangking 1 dengan total score 1, sehingga konsep C layak untuk
dikembangkan lebih lanjut.
Concept scooring digunakan untuk mempertegas perbedaan
diantara konsep-konsep yang akan dibandingkan. Pada tahap ini dilakukan
pembobotan pada tingkat kepentingan relatif dari kriteria pemilihan dan
difokuskan pada pembandingan yang lebih teliti terhadap masing-masing kriteria.
Pada tahap ini pula ditentukan skala rating yang akan dipakai dalam menentukan
skor bobot dari masing-masing kriteria pemilihan. Skala rating ditentukan dari
1 sampai dengan 5 seperti pada tabel 5.2.
Tabel
5.2 Skala Rating
Relative performance
|
Rating
|
|
|
Sangat lebih jelek dari konsep acuan
|
1
|
|
|
Lebih jelek dari konsep acuan
|
2
|
|
|
Sama dengan konsep acuan
|
3
|
|
|
Lebih baik dari konsep acuan
|
4
|
|
|
Sangat lebih baik dari konsep acuan
|
5
|
|
|
Skor dari
masing-masing konsep ditentukan dengan menjumlahkan masing-masing skor bobot
dari tiap-tiap kriteria. Konsep yang mempunyai nilai skor yang tertinggi adalah
konsep yang layak untuk diteruskan proses pengembangannya. Matrik penilaian
konsep dapat dilihat pada Tabel 5.3.
Tabel
5.3 Matrik Penilaian Konsep
Kriteria
Pemilihan
|
Bobot
|
|
Konsep-konsep
|
|
|
|
A
|
|
C
|
||
Konsep 1
|
Konsep 3
|
||||
Rating
|
Nilai
bobot
|
Rating
|
Nilai
bobot
|
||
Mudah ditangani
|
12,5 %
|
3,0
|
0,375
|
3,0
|
0,375
|
Tahan lama
|
10,0 %
|
3,0
|
0,3
|
3,0
|
0,3
|
Mudah dibuat
|
7,5 %
|
3,0
|
0.225
|
2,0
|
0,15
|
Mudah dipindahkan
|
7,5 %
|
3,0
|
0.225
|
3,0
|
0.225
|
Gulungan benang sutera mudah dilepas
|
12,5 %
|
3,0
|
0,375
|
4,0
|
0,5
|
Ringan
|
12,5 %
|
3,0
|
0,375
|
3,0
|
0,375
|
Dapat mengetahui jumlah gulungan benang sutera
|
12,5
%
|
3,0
|
0,375
|
3,0
|
0,375
|
Mudah Dirawat
|
12,5
%
|
3,0
|
0,375
|
3,0
|
0,375
|
Tidak Membahayakan
|
12,5 %
|
3,0
|
0,375
|
3,0
|
0,375
|
Total Score
|
|
3,0
|
|
3,5
|
|
Rangking
|
|
2
|
|
1
|
|
Diteruskan?
|
|
Tidak
|
|
Ya
|
Dari tabel 3.9.,
konsep C merupakan konsep yang pengembanganya layak untuk dilanjutkan, hal ini
mengingat bahwa konsep C lebih dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Dikatakan
demikian karena gulungan benang pada kincir (reel) lebih mudah dilepas dibandingkan dengan konsep A.
No comments:
Post a Comment