BAB XI
ANALISIS EKONOMIS
PENGEMBANGAN PRODUK
11.1 Elemen-Elemen
Analisis Ekonomi
Dalam memulai
suatu bisnis atau usaha baru perlu dilakukan analisa ekonomi terlebih dahulu
untuk memastikan apakah usaha baru tersebut dapat memberikan keuntungan atau
tidak karena biasanya investasi untuk usaha baru memerlukan dana yang besar.
Dengan begitu investor dapat menghindari kemungkinan terjadi kerugian karena
berinvestasi pada bisnis yang tidak menguntungkan. Dalam proses analisa
ekonomi, berbagai variasi dari data formal maupun informal biasanya dikaji dan
diuji relavansinya untuk tujuan tertentu dari analisa. Analisa ekonomi pada
dasarnya dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu:
11.1.1 Analisa
Kuantitatif
Analisa ini
memperkirakan NPV aliran kas dari suatu proyek. Teknik NPV digunakan karena
lebih mudah dimengerti dan digunakan secara luas dalam bidang bisnis. Analisa
kuantitatif tidak hanya menyediakan evaluasi objektif tentang proyek-proyek,
tetapi juga membuat suatu penilaian pada pengembangan produk. Aliran kas suatu
produk terdiri dari kas masuk (pendapatan) dan kas keluar (biaya). Kas masuk
berasal dari penjualan produk, kas keluar terdiri atas biaya proses
pengembangan, biaya produksi ramp-up, biaya pembelian perlengkapan dan alat,
biaya pemasaran dan penyokong produk, dan biaya produksi yang terus menerus
seperti bahan mentah, komponen, dan pekerja. Jumlah kumulatif kas masuk dan kas
keluar suatu produk ditunjukkan melalui skema dalam Gambar 11.1 ( Karl T.
Ulrich dan Steven D. Eppinger, 2001).
Gambar 11.1 Tipe Aliran Kas Untuk Produk Baru yang Sukses
Namun analisa
kuantitatif juga mempunyai beberapa kekurangan seperti berikut:
11.1.1.1 Analisis
Kuantitatif Hanya Mengukur Kuantitas
Teknik kuantitatif menekankan pada hasil
NPV dan bergantung pada NPV yang dapat diukur. Bagaimanapun juga, banyak
faktor-faktor penting yang memegang peranan pada pengembangan produk yang sulit
diukur secara akurat. Akibatnya, teknik kuantitatif dianjurkan hanya untuk
aset-aset yang dapat diukur, sedangkan aset-aset yang tidak terukur kurang
dapat digunakan.
11.1.1.2
Analisis Kuantitatif Bergantung Pada
Keabsahan Asumsi Dan Data
Analisa keuangan mungkin menyediakan
perkiraan-perkiraan yang tepat terhadap nilai pengembangan produk dari suatu
proyek. Namun, ketelitian seperti itu tidak mungkin menyatakan keakuratan. Kita
dapat mengembangkan suatu model yang benar-benar teliti dari suatu proyek yang
memasukkan NPV dengan tempat lima desimal, tetapi jika asumsi dan data dari
contoh kita tidak tepat, maka nilai perhitungan tidak akan tepat.
11.1.1.3 Birokrasi
Mengurangi Produktivitas
Ada beberapa golongan yang menyatakan
bahwa melakukan analisa ekonomi hanya akan menghambat produktivitas karena
terlalu banyak kontrol yang harus dilakukan. Perencanaan yang ekstensif dan
pengulangan walaupun menjamin produk tersusun brilian dan bermutu hanya akan
mencapai pasaran setelah jendela pasar telah ditutup dan hanya akan menghambat
proses pengembangan produk.
11.1.2 Analisa
Kualitatif
Analisa
kualitatif digunakan untuk menangkap hal-hal yang tidak dapat diukur oleh
analisa kuantitatif seperti implikasi positif dan negatif dari suatu proyek. Pendekatan
pada analisa kualitatif adalah untuk mempertimbangkan interaksi antara proyek
dengan perusahaan, pasar, lingkungan
ekonomi makro.
11.2 Proses
Analisis Ekonomi
Analisa ekonomi
biasanya dilakukan pada saat akan memulai suatu proyek baru dan analisis ekonomi yang mencakup kedua
pendekatan kuantitatif dan kualitatif, berguna paling tidak untuk menentukan
apakah proyek layak atau tidak untuk dilaksanakan. Analisa yang telah dilakukan
pada permulaan suatu proyek biasanya dapat diperbarui dengan informasi sekarang
sehingga tidak perlu dibuat analisa baru setiap waktu. Dengan menggunakan cara
ini, analisis menjadi salah satu sistem informasi yang dapat digunakan oleh tim
untuk mengatur pengembangan proyek.
Empat langkah
utama dalam proses analisa ekonomi yaitu :
11.2.1 Membangun
Contoh Dasar Kasus Keuangan
Contoh dasar
kasus meliputi perkiraan waktu dan besarnya aliran kas yang akan datang, lalu
menghitung NPV dari aliran kas. Aliran kas harus memuat resolusi yang cukup
untuk menampung pembuatan keputusan yang efektif. Kategori dasar yang umum dari
aliran kas untuk suatu jenis produk proyek pengembangan baru antara lain:
• Biaya pengembangan (semua sisanya biaya
desain, tes, dan perbaikan termasuk perakitan)
• Biaya perakitan / ramp
• Biaya pemasaran dan penyokong
• Biaya produksi
• Pendapatan penjualan
11.2.2 Menampilkan
Analisis Kepekaan
Salah satu
keuntungan dari model keuangan adalah kita dapat melakukan analisa sensitivitas
dengan mudah. Pendekatan ini meliputi pemilihan beberapa pendorong kunci dan
mencari seberapa sensitif faktor
pendorong tersebut terhadap perubahan. Analisis kepekaan dilakukan untuk
mengetahui tingkat kepekaan harga terhadap NPV dari suatu proyek, apakah jika
dilakukan perubahan terhadap harga produksi akan mempengaruhi NPV dan seberapa
besar pengaruhnya serta apakah bila dilakukan perubahan terhadap harga produk
akan mempengaruhi tingkat produksi.
Analisis
kepekaan menggunakan contoh keuangan untuk menjawab pertanyaan “Apakah jika”
menghitung perubahan pada NPV yang ditinjau dari perubahan faktorfaktor
termasuk dalam contoh / model. Faktor-faktor yang dimaksud adalah faktor
internal dan eksternal yang mempengaruhi nilai proyek. Faktor internal adalah
faktor dimana tim pengembangan mempunyai tingkat pengaruh yang besar, mencakup
pengeluaran program pengembangan, kecepatan pengembangan, biaya produksi, dan
penampilan produk.
Faktor
eksternal adalah faktor dimana tim tidak dapat mengubahnya dengan
sewenang-wenang, mencakup lingkungan persaingan, volume penjualan, dan harga
produk. Meskipun faktor eksternal tidak secara langsung dikontrol oleh tim
pengembangan produk, faktor itu seringkali dipengaruhi oleh faktor internal.
Faktor internal dan eksternal diperlihatkan pada Gambar 11.2 (Karl T. Ulrich
dan Steven D. Eppinger, 2001).
Gambar 11.2 Faktor Internal dan Eksternal
11.2.3 Menggunakan
Analisis Kepekaan Untuk Memahami Jual-Beli Proyek
Tim pengembangan
berusaha mengatur enam interaksi potensial antara faktorfaktor yang
dikendalikan dari dalam. Interaksi potensial antara dua faktor internal
bergantung pada karakteristik konteks khusus produk. Pada banyak kasus
interaksiinteraksi ini diperjualbelikan. Sebagai contoh, penurunan waktu
pengembangan akan menyebabkan penurunan penampilan produk. Tampilan produk yang
lebih baik akan membutuhkan biaya tambahan produk. Bagaimanapun juga, beberapa
interaksi jauh lebih kompleks daripada jual-beli sederhana.
Sebagai
contoh, penurunan waktu pengembangan akan membutuhkan kenaikan pengeluaran
pengembangan, sebaliknya memperpanjang waktu pengembangan juga akan
meningkatkan biaya jika perpanjangan tersebut disebabkan oleh suatu penundaan
pada tugas yang penting, bukan oleh suatu perpanjangan yang telah direncanakan.
Secara umum, interaksi ini sangatlah penting karena hubungan antara faktor
internal dan eksternal. Sebagai contoh, kenaikan biaya pengembangan atau waktu
akan mempertinggi penampilan produk sehingga akan meningkatkan volume penjualan
atau memberikan harga yang lebih tinggi. Penurunan waktu pengembangan akan
menyebabkan produk sampai dipasaran lebih cepat dan ini akan meningkatkan
volume penjualan (Karl T. Ulrich dan Steven D. Eppinger, 2001).
Gambar 10.3 Enam Interaksi Potensial
Ketika model
faktor eksternal (misal : harga dan volume penjualan) sulit dikontrol, model
kuantitatif dapat menunjang pengambilan keputusan. Model kuantitatif dapat
menunjang keputusan dengan menjawab pertanyaan berapa banyak volume penjualan
yang harus ditingkatkan untuk mengimbangi tambahan pengeluaran pada
pengembangan produk.
Kedekatan
linearitas dari banyak analisis kepekaan memungkinkan tim untuk memasukkan
beberapa aturan jual-beli untuk menginformasikan pengambilan keputusan hari
demi hari. Aturan ini mengambil bentuk perubahan biaya per unit dalam faktor
internal dan eksternal. Aturan jual beli dengan mudah dimasukkan dari contoh
dasar kasus dan dapat digunakan untuk menginformasikan tim besar relatif dari
kepekaan tingkat keuntungan proyek terhadap faktor-faktor di bawah kendalinya. Model
keuangan dan analisis kepekaan adalah alat yang kuat untuk menunjang keputusan
pengembangan produk, tetapi teknik ini mempunyai keterbatasan penting. Sebuah
sekolah pemikiran mempercayai bahwa analisis keuangan yang teliti dibutuhkan
untuk membawa kedisiplinan dan kontrol terhadap proses pengembangan produk.
11.2.4
Mempertimbangkan Pengaruh Faktor-Faktor
Kualitatif Pada Proyek Sukses
Banyak faktor
yang mempengaruhi proyek-proyek pengembangan sulit untuk diukur karena hal itu
kompleks dan tidak tentu. Faktor-faktor demikian dinamakan sebagai
faktor-faktor kualitatif. Untuk tim proyek umumnya, metode analisis kualitatif
yang paling sesuai karena mudah dipertimbangkan dan membahas interaksi antara
proyek dan perusahaan, proyek dan pasar, serta proyek dan lingkungan makro.
Kemudian tim mempertimbangkan interaksi-interaksi ini bersama dengan hasil
analisis kuantitatif agar dapat menentukan tekanan relatif yang paling sesuai
pada pengembangan kecepatan, pengeluaran, biaya pembuatan dan penampilan
produk.
Dalam
melengkapi suatu analisis kelayakan pasar dari proyek pengembangan, pertama
harus dipertimbangkan biaya pengembangan produk dan keuntungan yang akan
didapat di masa depan. Keuntungan yang diharapkan tersebut harus dapat menutupi
investasi pengembangan produk yang dibuat sekarang, sehingga ada dua
pertimbangan dasar yang jelas yaitu : resiko dan nilai waktu akan uang.
Pertama, ada resiko ekonomi dalam melakukan pengembangan. Keuntungan yang akan
diperoleh tidak dapat dijamin. Karena itu, agar investasi yang dibuat sekarang
layak secara ekonomi, suatu proyek harus mempunyai nilai pengembalian yang
lebih tinggi dari investasi daripada yang diberikan oleh alternatif beresiko
rendah. Pertimbangan kedua adalah nilai waktu akan uang. Fakta ekonomi ini
memberikan beban finansial lebih pada semua proyek pengembangan produk. Untuk
melakukan suatu analisa ekonomi, beberapa variabel ekonomi harus dispesifikasi
atau diperkirakan.
Analisis
ekonomi suatu proyek pengembangan produk terdiri dari mengestimasi dan menetapkan
nilai untuk variabel ekonomi dan kemudian mengevaluasi keuntungan ekonomi yang
diharapkan dari proyek pengembangan. Kriteria yang sering digunakan meliputi:
• Break even point : waktu yang diperlukan oleh biaya
investasi untuk kembali dan proyek mulai menghasilkan keuntungan.
• Return on investment : jumlah keuntungan yang diperoleh dibandingkan
dengan investasi awal.
• Investment risk : probabilitas terjadinya kesalahan pada
analisis pasar dan akan terjadi kerugian.
Beberapa metode
analisa ekonomi yang dapat digunakan antara lain adalah metode Payback Period, Profitability Index, dan Net
Present Value.
a.
Metode
Payback
Metode
ini mencoba mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali, karena itu satuan
hasilnya bukan persentase tetapi satuan waktu (bulan, tahun, dsb.). Kalau
periode payback ini lebih pendek daripada yang
disyaratkan, maka produk dikatakan menguntungkan.
b. Metode
profitability index
Metode
ini menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaan kas bersih di masa
mendatang dengan nilai sekarang investasi. Bila PI lebih besar dari 1, maka
proyek dikatakan menguntungkan.
c. Metode
Net Present Value
Metode
ini menghitung selisih antara nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang
penerimaan kas bersih di masa yang akan datang. Apabila nilai sekarang
penerimaan kas bersih di masa yang akan datang lebih besar daripada nilai
sekarang investasi, maka proyek dikatakan menguntungkan. Dalam
pengembangan suatu produk ada biaya-biaya yang dikeluarkan, biayabiaya tersebut
akan digunakan sebagai indikator dalam analisa ekonomi. Pendekatan aliran kas Net Present Value sering
digunakan untuk melakukan analisa ekonomi. Aliran kas tahun pertama diperoleh
dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pengembangan produk, aliran kas tahun
berikutnya dapat diketahui dengan perhitungan future
value.
11.3
Analisa
Ekonomi Alat Puntir Benang Sutera
11.3.1
Menentukan
Harga Pokok Produksi
Presentase
biaya pembuatan alat puntir benang sutera secara global adalah biaya komponen
60 %, biaya upah kerja 20 %, biaya perakitan 10 % dan biaya tak terduga 10 %.
Untuk menentukan biaya manufakturing perlu dilakukan analisa buat atau beli.
Analisa ini bermaksud untuk menekan biaya produksi, karena dengan analisa buat
atau beli kita dapat menghemat investasi peralatan produksi.Analisa
buat atau beli dari komponen produk alat puntir benang sutera dapat dilihat
pada Tabel 11.1.
Tabel 11.1 Analisa Buat atau Beli Dari Komponen
Produk Alat Puntir Benang Sutera
No
|
Komponen
|
Jumlah
|
Buat
|
Beli
|
1.
|
Rangka alat
|
1
|
×
|
|
2.
|
Kincir penggulung
benang (reel)
|
1
|
×
|
|
3.
|
Tempat dudukan
spindle
|
1
|
×
|
|
4.
|
Pengatur gulungan
benang
|
1
|
×
|
|
5.
|
Puli kayu
|
3
|
×
|
|
6.
|
Poros Kincir
|
1
|
×
|
|
7.
|
Poros-antara
|
1
|
×
|
|
8.
|
Poros motor
|
1
|
×
|
|
9.
|
Motor penggerak
|
1
|
|
×
|
10.
|
Sabuk
|
3
|
|
×
|
11.
|
Puli
|
4
|
|
×
|
12.
|
Bantalan
|
3
|
|
×
|
13.
|
Alat penghitung
banyaknya gulungan benang
|
1
|
|
×
|
14.
|
Spindle
|
12
|
|
×
|
15.
|
Palet/bobbin
|
12
|
|
×
|
16.
|
Guide spindle
|
5
|
|
×
|
17.
|
Saklar on/off
|
1
|
|
×
|
18.
|
Kabel
|
1
|
|
×
|
19.
|
Mur/baut
|
5
|
|
×
|
Tabel 11.2 Daftar Kebutuhan
Material & Perkiraan Biaya (dalam ribuan)
Komponen
|
Pembelian
Material (Rp)
|
Proses
Pembuatan (Rp)
|
Perakitan
(Rp)
|
Total
VC (Rp)
|
Biaya
Tetap (Rp)
|
Total
unit cost (Rp)
|
Rangka alat
|
240
|
80
|
40
|
360
|
|
360
|
Kincir penggulung
benang (reel)
|
180
|
36
|
18
|
162
|
|
162
|
Tempat dudukan
spindle
|
15
|
5
|
2,5
|
22,5
|
|
22,5
|
Pengatur gulungan
benang
|
7,5
|
|
1,3
|
8,8
|
|
8,8
|
Puli kayu
|
3.6
|
1,2
|
0,6
|
5,4
|
|
5,4
|
Poros Kincir
|
15,9
|
5,3
|
2,65
|
23,85
|
|
23,85
|
Poros-antara
|
3,6
|
1,2
|
0,6
|
16,2
|
|
16,2
|
Poros motor
|
3,6
|
1,2
|
0,6
|
16,2
|
|
16,2
|
Motor penggerak
|
375
|
|
3,5
|
378,5
|
|
378,5
|
Sabuk
|
55
|
|
3,5
|
58,5
|
|
58,5
|
Puli
|
40
|
|
5,5
|
45,5
|
|
45,5
|
Bantalan
|
15
|
|
5,5
|
20,5
|
|
20,5
|
Alat penghitung gulungan
benang
|
12
|
|
0,5
|
12,5
|
|
12,5
|
Spindle
|
240
|
|
9,6
|
249,6
|
|
249,6
|
Palet/bobbin
|
14,4
|
|
|
14,4
|
|
14,4
|
Guide spindle
|
35
|
|
4
|
39
|
|
39
|
Saklar on/off
|
12
|
|
1
|
13
|
|
13
|
Kabel
|
7,5
|
|
1
|
8,5
|
|
8,5
|
Mur/Baut
|
7,5
|
|
1
|
8,5
|
|
8,5
|
Investasi tools/unit
|
|
|
|
75
|
|
75
|
Total biaya langsung
|
1210,6
|
129,9
|
101,3
|
1441,8
|
|
1441,8
|
Biaya tidak terduga
|
|
|
|
151,5
|
|
151,5
|
Total cost
|
1210,6
|
129,9
|
101,3
|
1593,3
|
75
|
1668,3
|
Jadi harga pokok produksi per unitnya = Rp 1.668.300,-
11.3.2
Analisa Break Event Point (BEP) / Titik Impas
Analisa kuantitatif pengembangan
dan penjualan
Dalam menganalisa secara
kuantitatif dari pengembangan dan penjualan produk maka dibuat model
kuantitatifnya. Adapun data-data yang digunakan dalam membuat model kuantitatif
tersebut adalah:
Biaya pengembangan dan investasi : Rp 7.460.000,-
Biaya operasi dan perawatan : Rp
12.540.000,-/tahun
Volume produksi : 72
unit/tahun
Harga pokok produksi :
Rp 1.668.300,-
Volume penjualan : 72
unit/tahun
Harga pokok penjualan : Rp
1.919.000,-/unit
Tabel 11.3 Rincian biaya investasi, biaya pengembangan, biaya
operasi dan biaya perawatan pada pembuatan produk APBS
No.
|
Biaya-biaya
|
|
Uraian
|
Harga
|
1.
|
Biaya
Investasi
|
2
|
Buah mesin las
|
Rp
4.780.000,-
|
|
|
|
@ Rp 2.390.00,-
|
|
|
|
1
|
Mesin pembuat puli (khusus untuk puli kayu)
|
Rp
596.700,-
|
1
|
Mesin ketam listrik
|
Rp
415.000,-
|
||
2.
|
Biaya
pengembangan
|
1
|
unit prototype APBS
|
Rp
1.668.300,-
|
|
Total
biaya investasi + biaya pengembangan
|
Rp 7.460.000,-
|
||
3.
|
Biaya
operasi
|
3
|
operator
manufaktur
|
Rp
915.000,-/bulan
|
4.
|
Biaya
perawatan
|
Mesin-mesin
produksi
|
Rp
130.000,-/bulan
|
|
|
|
(mesin
las, mesin
|
|
|
|
|
pembuat
puli dan mesin
|
|
|
|
|
ketam)
|
|
|
|
Total biaya operasi + biaya perawatan
|
Rp 1.045.000,-/bulan
|
Analisa
kualitatif pengembangan dan penjualan produk
Pada
analisa kualitatif, akan terjadi interaksi antara proyek ini dengan:
·
Ekonomi :
ü
Industrial Organization
ü
Dalam macro
economic environment
ü
Kesejahteraan masyarakat.
·
Perusahaan :
ü
Adanya sustainability
perusahaan
ü
Menciptakan pekerjaan baru (adanya
difersivikasi)
ü
Terbentuknya suatu keuntungan, kesejahteraan,
dan nilai suatu saham
·
Pasar :
ü
Timbulnya biaya marketing dan distribusi
ü
Terjadinya market
share
ü
Terbentuknya harga.
Suatu
proyek disebut dalam keadaan pulang pokok (impas), bila hasil penjualan
produknya sama besar dengan ongkos produksinya. Dengan kata lain bahwa tidak
terjadi keuntungan tetapi juga tidak mengalami kerugian.Tujuan dari perhitungan
BEP ini adalah Menentukan jumlah produk/kapasitas produksi sehingga tidak akan
mengalami kerugian serta Pada saat jumlah produk tertentu, dapat diperkirakan
berapa keuntungan yang akan diperoleh. Untuk menghitung jumlah produk minimal
yang harus diproduksi supaya proyek dalam keadaan pulang pokok, maka harus
dihitung lebih dahulu tingkat BEP dalam persen, kemudian dikalikan dengan
kapasitas produksinya. BEP dihitung dengan formulasi sebagai berikut:
dimana:
TFC =
Total Fix Cost
TS =
Total Sales
TVC =
Total Variabel Cost
TFC =
Biaya pengembangan dan investasi + biaya operasi dan perawatan
= Rp 7.460.000,- + Rp 12.540.000,-
= Rp 20.000.000,-
TS = Sales volume x Unit price
= 72 unit x Rp. 1.919.000,-
= Rp 138.168.000,-
TVC =
Production volume x Unit cost
= 72 unit x Rp. 1.668.300,-
= Rp 120.117.600,-
BEP =
{Rp 20.000.000 / (Rp 138.168.000 - Rp 120.117.600 ) } x 100 %
= 110,8
%
Jadi
jumlah produksi yang dapat memenuhi target BEP adalah
= 110,8 % x Production volume
= 110,8 % x 72 unit
= 79,77 unit
80 unit
Nilai
penjualan: 80 unit x Rp 1.919.000,- = Rp 153.520.000,-
11.3.3 Estimasi Cash Flow Pengembangan Dan Penjualan
Produk
Untuk
cash flow pengembangan dan penjualan produk alat puntir benang sutera,
diestimasi 3 periode (masing-masing 1 tahun) dan setiap periode (1 tahun)
dibagi menjadi 4 kuartal sehingga besarnya masing-masing kuartal adalah 3
bulan, dengan suku bunga 12 % per tahun, seperti pada Tabel 11.4.
11.3.4 Perhitungan Nilai Bersih Saat Ini (Net Present
Value / NPV)
Dengan
cara melihat nilai sekarang (periode ke – 0) dari suatu cash flow, maka dapat
dianalisa apakah proyek tersebut untung atau rugi.
NPV =
Net Present Benefit – Net Present Cost
Tabel 11.4 Estimasi Cash Flow Pengembangan Dan
Penjualan Produk Alat Puntir Benang Sutera (dalam juta rupiah)
Nilai dalam jutaan rupiah
|
Tahun 1
|
|
|
|
Tahun 2
|
|
|
|
Tahun 3
|
|
|
|
Tahun 4
|
|
|
|
|
Q1
|
Q2
|
Q3
|
Q4
|
Q1
|
Q2
|
Q3
|
Q4
|
Q1
|
Q2
|
Q3
|
Q4
|
Q1
|
Q2
|
Q3
|
Q4
|
Biaya pengembangan
|
-0,417
|
-0,417
|
-0,417
|
-0,417
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Biaya invstasi
|
-1,448
|
-1,448
|
-1,448
|
-1,448
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Biaya operasi
|
|
|
|
|
-2,745
|
-2,745
|
-2,745
|
-2,745
|
-2,745
|
-2,745
|
-2,745
|
-2,745
|
-2,745
|
-2,745
|
-2,745
|
-2,745
|
Biaya perawatan
|
|
|
|
|
-0,390
|
-0,390
|
-0,390
|
-0,390
|
-0,390
|
-0,390
|
-0,390
|
-0,390
|
-0,390
|
-0,390
|
-0,390
|
-0,390
|
Volume produksi
|
|
|
|
|
18
|
18
|
18
|
18
|
18
|
18
|
18
|
18
|
18
|
18
|
18
|
18
|
Harga pokok produksi
|
|
|
|
|
-1,6683
|
-1,6683
|
-1,6683
|
-1,6683
|
-1,6683
|
-1,6683
|
-1,6683
|
-1,6683
|
-1,6683
|
-1,6683
|
-1,6683
|
-1,6683
|
Biaya pokok produksi
|
|
|
|
|
-30,029
|
-30,029
|
-30,029
|
-30,029
|
-30,029
|
-30,029
|
-30,029
|
-30,029
|
-30,029
|
-30,029
|
-30,029
|
-30,029
|
Volume penjualan
|
|
|
|
|
18
|
18
|
18
|
18
|
18
|
18
|
18
|
18
|
18
|
18
|
18
|
18
|
Harga pokok penjualan
|
|
|
|
|
1,919
|
1,919
|
1,919
|
1,919
|
1,919
|
1,919
|
1,919
|
1,919
|
1,919
|
1,919
|
1,919
|
1,919
|
Pendapatan Penjualan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
34,542
|
34,542
|
34,542
|
34,542
|
34,542
|
34,542
|
34,542
|
34,542
|
34,542
|
34,542
|
34,542
|
34,542
|
|
Cash flow per periode
|
-1,865
|
-1,865
|
-1,865
|
-1,865
|
1,3776
|
1,3776
|
1,3776
|
1,3776
|
1,3776
|
1,3776
|
1,3776
|
1,3776
|
1,3776
|
1,3776
|
1,3776
|
1,3776
|
Tabel 11.5NPV Proyek Pengembangan
Produk Alat Puntir Benang Sutera Dengan Suku Bunga 12 % (dalam jutaan rupiah)
Nilai dalam jutaan rupiah
|
Tahun 1
|
|
|
|
Tahun 2
|
|
|
|
Tahun 3
|
|
|
|
Tahun 4
|
|
|
|
|
Q1
|
Q2
|
Q3
|
Q4
|
Q1
|
Q2
|
Q3
|
Q4
|
Q1
|
Q2
|
Q3
|
Q4
|
Q1
|
Q2
|
Q3
|
Q4
|
Biaya pengembangan
|
-0,417
|
-0,417
|
-0,417
|
-0,417
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Biaya invstasi
|
-1,448
|
-1,448
|
-1,448
|
-1,448
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Biaya operasi
|
|
|
|
|
-2,745
|
-2,745
|
-2,745
|
-2,745
|
-2,745
|
-2,745
|
-2,745
|
-2,745
|
-2,745
|
-2,745
|
-2,745
|
-2,745
|
Biaya perawatan
|
|
|
|
|
-0,390
|
-0,390
|
-0,390
|
-0,390
|
-0,390
|
-0,390
|
-0,390
|
-0,390
|
-0,390
|
-0,390
|
-0,390
|
-0,390
|
Volume produksi
|
|
|
|
|
18
|
18
|
18
|
18
|
18
|
18
|
18
|
18
|
18
|
18
|
18
|
18
|
Harga pokok produksi
|
|
|
|
|
-1,6683
|
-1,6683
|
-1,6683
|
-1,6683
|
-1,6683
|
-1,6683
|
-1,6683
|
-1,6683
|
-1,6683
|
-1,6683
|
-1,6683
|
-1,6683
|
Biaya pokok produksi
|
|
|
|
|
-30,029
|
-30,029
|
-30,029
|
-30,029
|
-30,029
|
-30,029
|
-30,029
|
-30,029
|
-30,029
|
-30,029
|
-30,029
|
-30,029
|
Volume penjualan
|
|
|
|
|
18
|
18
|
18
|
18
|
18
|
18
|
18
|
18
|
18
|
18
|
18
|
18
|
Harga pokok penjualan
|
|
|
|
|
1,919
|
1,919
|
1,919
|
1,919
|
1,919
|
1,919
|
1,919
|
1,919
|
1,919
|
1,919
|
1,919
|
1,919
|
Pendapatan Penjualan
|
|
|
|
|
34,542
|
34,542
|
34,542
|
34,542
|
34,542
|
34,542
|
34,542
|
34,542
|
34,542
|
34,542
|
34,542
|
34,542
|
Cash flow per-periode
|
-1,865
|
-1,865
|
-1,865
|
-1,865
|
1,3776
|
1,3776
|
1,3776
|
1,3776
|
1,3776
|
1,3776
|
1,3776
|
1,3776
|
1,3776
|
1,3776
|
1,3776
|
1,3776
|
PV per-periode (i=12%/tahun)
|
-1,865
|
-1,8106
|
-1,7579
|
-1,7067
|
1,3776
|
1,3374
|
1,2985
|
1,2606
|
1,2239
|
1,1883
|
1,1537
|
1,1201
|
1,0875
|
1,0558
|
1,0251
|
0,9952
|
PV komulatif
|
-1,865
|
-3,6756
|
-5,4335
|
-7,1402
|
-5,7626
|
-4,4252
|
-3,1267
|
-1,8660
|
-0,6421
|
0,5462
|
1,6999
|
2,8200
|
3,9075
|
4,9633
|
5,9884
|
6,9836
|
NPV (Year-3)
|
2,8200
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
No comments:
Post a Comment