BAB II
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELANGGAN
2.1
Identifikasi Kebutuhan Pelanggan
Identifikasi kebutuhan pelanggan merupakan bagian penting dari fase
pengembangan konsep yang merupakan salah satu fase pada proses pengembangan
produk. Daftar kebutuhan pelanggan yang dihasilkan digunakan untuk menuntun
anggota team dalam menetapkan spesifikasi produk, membuat konsep produk dan
menseleksi konsep produk untuk pengembangan selanjutnya.Metode identifikasi
kebutuhan pelanggan harus meliputi:
a. Meyakinkan
bahwa produk telah difokuskan terhadap kebutuhan pelanggan.
b. Mengidentifikasikan
kebutuhan pelanggan yang tersembunyi dan tidak terucapkan (latent needs) seperti halnya kebutuhan yang eksplisit.
c. Menjadi
basis untuk menyusun spesifikasi produk.
d. Memudahkan
pembuatan arsip dari aktifitas identifikasi kebutuhan untuk proses pengembangan
produk.
e. Menjamin
tidak ada kebutuhan pelanggan penting yang terlupakan.
f. Menanamkan
pemahaman bersama mengenai kebutuhan pelanggan diantara anggota tim
pengembangan
Proses identifikasi kebutuhan pelanggan mencakup lima langkah:
2.1.1 Mengumpulkan Data Mentah Dari Pelanggan
Konsisten dengan filosofi dasar, yaitu
“menciptakan jalur informasi yang berkualitas dari pelanggan”, maka proses
pengumpulan data yang dipaparkan dibawah ini akan mencakup kontak dengan
pelanggan dan pengumpulan pengalaman dari lingkungan pengguna produk. Tiga metode yang biasa digunakan adalah: wawancara,
kelompok fokus, observasi produk pada saat digunakan.
2.1.2 Menginterpretasikan Data Mentah Menjadi
Kebutuhan Pelanggan
Kebutuhan pelanggan
diekspresikan sebagai pernyataan tertulis dan merupakan hasil interpretasi
kebutuhan yang berupa data mentah yang diperoleh dari pelanggan. Setiap
pernyataan atau hasil observasi dapat diterjemahkan menjadi nomor berapa pun
sebagai kebutuhan pelanggan.
2.1.3 Mengorganisasikan Kebutuhan Menjadi Beberapa
Hierarki yang Terdiri dari Kebutuhan Primer dan Sekunder
Tujuan dari langkah yang ke-3 ini
mengorganisasikan kebutuhan-kebutuhan ini menjadi beberapa hierarki. Daftar
kebutuhan ini terdiri dari beberapa kebutuhan primer, dimana masing-masing
kebutuhan primer akan tersusun dari beberapa kebutuhan skunder. Dalam kasus
produk yang sangat kompleks, kebutuhan skunder yang paling umum sifatnya,
sementara kebutuhan skunder dan teriter diekspresikan secara lebih terperinci.
2.1.4 Menetapkan Derajat Kepentingan Relatif Setiap
Kebutuhan
Pada
langkah ke-4 ini tujuannya adalah menetapkan tingkat kepentingan relatif
kebutuhan yang dihasilkan dari langkah 1 sampai 3. Hasil langkah 4 ini adalah
bobot kepentingan berupa nilai untuk setiap kebutuhan. Ada dua pendekatan dasar
untuk menetapkan bobot kepentingan setiap kebutuhan, yaitu (1) berdasar pada
konsensus anggota tim berdasarkan pengalaman mereka selama ini dengan
pelanggan, atau (2) berdasarkan nilai kepentingan yang diperoleh dari survey
lanjutan terhadap pelanggan.
2.1.5 Merefleksikan Hasil dan Proses
Menggambarkan kembali hasil dan
proses, tim penguji harus menguji hasilnya untuk meyakinkan bahwa hasil
tersebut konsisten dengan pengetahuan dan intuisi yang telah dikembangkan
melalui interaksi yang cukup lama dengan pelanggan.
2.2
Data
Kebutuhan Konsumen
Mengumpulkan data dari konsumen yang dirangkum dalam bentuk
pernyataan konsumen, yang selanjutnya ditafsirkan sebagai kebutuhan konsumen.
Hasil dari langkah ini dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Kebutuhan Konsumen
Pernyataan
|
Pernyataan Kebutuhan Konsumen
|
Penafsiran Dari Pernyataan Kebutuhan
Konsumen
|
Ciri
Pengguna
|
Saya ingin:
Proses
persiapan pertenunan yang tidak terlalu banyak tahapan
Proses persiapan pertenunan dengan sedikit tenaga
kerja
|
Alat
puntir benang sutera yang dibutuhkan bersifat penggabungan antaratwistdan re-reeling
Alat puntir benang
sutera yang dapat dioperasikan cukupdengan sedikit operator
|
Alat
yang Diinginkan
|
Saya ingin :
Alat puntir benang
yang ringan
Alat puntir benang
yang berkonstruksi kecil
Alat puntir benang
yang berkonstruksi sederhana
Alat puntir benang
yang berkapasitas kerja cukup besar
Alat puntir
benang yang kuat
Alat puntir
benang yang mudah dioperasikan
Alat puntir
benang yang berpenampilan menarik
Alat puntir
benang yang mudah perawatannya
Alat puntir
benang yang komponen-komponennya dapat diperoleh dipasaran
Alat puntir
benang yang harganya terjangkau
|
Berat alat puntir
benang sutera disesuaikan dengan
daya angkat manusia
Dimensi
alat puntir benang sutera disesuaikan dengan ukuran fisik manusia, diameter kincir (reel) dan dimensi dinamo listriknya
Konstruksi
alat puntir benang sutera dibuat sederhana agar lebih mudah untuk dipindahkan apabila diinginkan.
Alat puntir benang
sutera dirancang berkapasitas lebih
besar dari alat puntir benang sutera yang masih tradisional.
Konstruksi
alat puntir benang sutera dibuat dari besi dan kayu, dengan pelapisan
secukupnya untuk ketahanan terhadap korosif.
Operator
dengan skill rendah dapat
mengoperasikan alat puntir benang sutera.
Alat
puntir benang sutera dilapisi dengan cat berwarna.
Alat
puntir benang sutera mudah dibongkar pasang dengan peralatan yang ada
Disediakan
komponen di pasaran sebagai suku cadang
Harga
alat puntir benang sutera disesuaikan dengan kemampuan daya beli petenun.
|
Alat
yang Tidak Diinginkan
|
Saya tidak
ingin:
Alat puntir
benang yang dapat membahayakan pengguna.
Alat puntir
benang yang melelahkan pengguna.
Alat puntir
benang untuk semua jenis benang.
|
Alat
puntir benang sutera akan dilengkapi dengan komponen pengaman.
Alat
puntir benang sutera dirancang dengan cara kerja yang tidak kontinyu.
Alat
puntir benang sutera dirancang untuk nomor benang sutera saja.
|
Peningkatan
Alat yang Disarankan
|
Saya ingin :
Alat puntir benang dimana benangnya mudah dilepas dari kincir (reel) penggulung benang.
Alat puntir
benang yang dapat mengetahui banyaknya gulungan benang pada kincir.
|
Alat
puntir benang sutera akan dirancang supaya benang hasil pemuntiran mudah
dilepas dari kincir penggulung benang.
Alat
puntir benang sutera akan dilengkapi dengan pencatat banyaknya gulungan
benang
|
2.3
MENYUSUN KEBUTUHAN KONSUMEN KE DALAM
BENTUKHIRARKI
Untuk dapat menyusun hirarki maka terlebih dahulu ditentukan
tingkat kepentingan relatif terhadap masing-masing kebutuhan konsumen, baik
yang merupakan kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder. Dalam hal ini
digunakan skala tingkat kepentingan (rating) dari karakteristik-karakteristiknya.
Skala tingkat kepentingan ditetapkan dari 1 s/d 5. Tingkat kepentingan dari
beberapa karakteristik dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Tingkat Kepentingan dari Beberapa
Karakteristik
1
|
Karakteristik ini tidak diinginkan, saya tidak akan
mempertimbangkan produk dengan karakteristik ini
|
2
|
Karakteristik ini tidak penting, dan saya tidak berfikir untuk
memilikinya
|
3
|
Karakteristik ini bagus untuk dimiliki, tetapi tidak terlalu
perlu
|
4
|
Karakteristik ini sangat diinginkan, tetapi saya akan mempertimbangkan
produk tanpa karakteristik ini
|
5
|
Karakteristik ini sangat penting, saya tidak akan
mempertimbangkan produk tanpa karakteristik ini
|
No comments:
Post a Comment