BAB X
MEMBUAT PROTOTIPE
10.1 Prototipe
Setiap tahapan dalam proses pengembangan konsep melibatkan banyak
bentuk model dan prototipe. Hal ini mencakup, antara lain model pembuktian
konsep yang akan membantu tim pengembangan dalam menunjukkan kelayakan : model
“hanya bentuk” dapat ditunjukkan pada pelanggan untuk mengevaluasi
keergonomisan dan gaya, sedangkan model lembar kerja adalah untuk pilihan
teknis.Prototipe merupakan penafsiran produk yang dapat diklasifikasikan
melalui dua dimensi yaitu dimensi yang pertama adalah tingkat dimana sebuah
prototipe merupakan bentuk fisik sebagai lawan dari analitik.
Prototipe fisik merupakan benda nyata yang
dibuat untuk memperkirakan produk. Aspek yang diminati tim pengembang secara
nyata dibuat jadi suatu benda untuk pengujian dan percobaan. Dimensi kedua
adalah tingkatan dimana sebuah prototipe merupakan prototipe yang menyeluruh
sebagai lawan yang terfokus. Prototipe yang menyeluruh mengimplementasikan yang
sebagian besar atau semua atribut dari produk. Prototipe menyeluruh merupakan
prototipe yang diberikan kepada pelanggan untuk mengidentifikasi kekurangan
dari desain sebelum memutuskan diproduksi.
10.2 Kegunaan Prototipe
Dalam proyek pengembangan produk, prototipe digunakan untuk empat
tujuan yaitu: pembelajaran, komunikasi, penggabungan, dan tonggak.
10.2.1 Pembelajaran
Prototipe sering digunakan untuk membuat dua tipe pertanyaan
"akankah dapat bekerja?" dan "sejauh mana dapat memenuhi
kebutuhan pelanggan?" saat harus menjawab pertanyaan semacam ini,
prototipe dilakukan sebagai alat pembelajaran.
10.2.2 Komunikasi
Prototipe memperkaya komunikasi dengan manajemen puncak, penjual,
mitra, keseluruhan anggota tim, pelanggan dan investor. Hal ini benar karena
sebuah gambar, alat tampil tiga dimensi dari produk lebih mudah dimengerti dari
pada penggambaran verbal, bahkan sebuah sketsa produk sekalipun.
10.2.3 Penggabungan
Prototipe digunakan untuk memastikan bahwa komponen dari produk
bekerja bersamaan seperti yang diharapkan. Prototipe fisik menyeluruh paling
efektif sebagai alat penggabung dalam proyek pengembangan produk karena
prototipe ini membutuhkan perakitan dan keterhubungan fisik dari seluruh bagian
dan sub-assembly yang membentuk sebuah produk.
10.2.4 Milestones
Dalam tahap pengembangan produk berikutnya, prototipe digunakan
untuk mendemonstrasikan bahwa produk yang telah mencapai tingkat kegunaan yang
diinginkan. Prototipe milestones menyediakan hasil nyata memperlihatkan
kemajuan dan disiapkan untuk menjalankan jadwaI. Manajemen senior sering
membutuhkan sebuah prototype untuk memperagakan fungsi tertentu sebelum
memperbolehkan proyek tersebut diteruskan.
10.3 Prinsip Pembuatan Prototipe
10.3.1 Prototipe Analitik Umumnya Lebih Fleksibel
Dibandingkan Prototipe Fisik
Karena sebuah prototipe analitik merupakan perkiraan matematis dari
produk, maka secara umum akan mengandung beberapa parameter yang bervariasi
untuk menampilkan rancangan alternatif. Dalam banyak kasus, mengubah parameter
dalam prototipe analitik lebih mudah dibandingkan mengubah sebuah atribut
prototipe fisik.
10.3.2 Prototype Fisik Dibutuhkan Untuk Menemukan
Fenomena Yang Tidak Dapat Diduga
Sebuah prototipe fisik seringkali memperlihatkan fenomena yang
tidak dapat diduga yang sama sekali tidak berhubungan dengan tujuan semula dari
prototipe. Beberapa hal yang muncul secara kebetulan adalah prototipe fisik
tidak relevan pada produk akhir dan bertindak sebagai pengganggu selama
pengujian.
Namun beberapa dari hal yang ditemukan secara kebetulan ini akan
juga tampak pada produk akhir. Pada kasus ini, prototipe fisik dapat
dimanfaatkan sebagai alat untuk mendeteksi fenomena yang mengganggu dan tidak
dapat diduga yang mungkin timbul pada produk akhir. Prototipe analitik,
sebaliknya, tidak pernah dapat mengungkapkan fenomena yang bukan merupakan
bagian model analitik pokok yang prototipe.
10.3.3 Sebuah Prototipe Dapat Mengurangi Resiko
Iterasi yang Merugikan
Dalam banyak situasi, hasil dari sebuah pengujian mungkin
mengharuskan menggambarkan peranan resiko dan iterasi dalam pengembangan
produk, meskipun tugas pengembangan akan harus diulang. Sebagai contoh, jika
bagian tercetak tidak sesuai dengan bagian bingkainya, cetakan harus dibuat
ulang. Jika pembuatan dan pengujian prototipe banyak sekali meningkatkan
kemungkinan kegiatan berikutnya akan diteruskan tanpa iterasi, misalnya dari
70% menjadi 95%, tahap prototipe mungkin dibenarkan.
10.3.4 Sebuah Prototipe Dapat Memperlancar Langkah
Pengembangan Lainnya
Pembuatan prototype dapat membuat kegiatan selanjutnya selesai
lebih cepat dibandingkan jika tidak membuat prototype. Jika waktu yang
dibutuhkan untuk tahap prototype lebih sedikit dari simpanan lamanya waktu
untuk kegiatan berikutnya.
10.3.5 Sebuah Prototipe Dapat Menstrukturisasi
Ketergantungan Tugas
Merupakan sesuatu yang mungkin untuk melengkapi beberapa tugas
berbarengan dengan membangun sebuah prototype. Sebagai contoh sebuah pengujian
software mungkin tergantung pada keberadaan sirkuit fisik. Daripada menunggu
pembuatan bersi papan sirkuit cetakan untuk digunakan dalam pengujian, tim
dapat dengan cepat membuat sebuah prototype dan menggunkannya untuk pengujian
sementara pembuata papan sirkuit cetakan dimulai.
10.4 Teknologi Pembuatan Prototipe
10.4.1 Model Komputer 3D
Pada dekade yang lalu, cara yang dominan dalam menampilkan
rancangan telah berubah secara dramatis dari gambar-gambar, seringkali dibuat
dengan komputer, menjadi model komputer 3D, model ini menampilkan rancangan
sebagai bentuk 3D masing-masing biasanya dibangun dari bangun geometric dasar
seperti silinder, balok, dan lubang
10.4.2 Pembuatan bentuk bebas
Teknologi pembuatan produk bentuk bebas memungkinkan prototype 3D
yang nyata dibuat lebih awal dan lebih murah dibandingkan yang sebelumnya. Jika
digunakan secara tepat, prototype ini dapat mengurangi waktu pengembangan
produkatau memperbaiki produk hasil.
Sebagai tambahan, untuk memungkinkan pembuatan prototype kerja yang cepat,
teknologi ini dapat digunakan untuk mewujudkan konsep yang dapat
dikomunikasikan dengan anggota tim lainnya.
10.5 Merencanakan Prototipe
Langkah 1: Menetapkan Tujuan
Prototipe
Mengingat kembali empat tujuan prototipe, yaitu: pembeIajaran.
komunikasi, penggabungan, dan milestone. Dalam menetapkan tujuan sebuah
prototipe, tim mendaftar khususnya pembelajaran dan kebutuhan komunikasi.
Anggota juga mendaftar beberapa kebutuhan penggabungan baik yang jadi atau
tidak. Prototipe diharapkan untuk menjadi satu dari beberapa tonggak utama dari
proyek pengembangan produk keseluruhan.
Langkah 2: Menetapkan Tingkat
Perkiraan Konsep
Merencanakan sebuah prototipe membutuhkan tingkatan dimana produk
akhir diperkirakan akan ditetapkan. Tim harus mempertimbangkan apakah prototipe
fisik diperlukan atau apakah prototipe analitik yang terbaik untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan. Dalam banyak kasus, prototipe yang terbaik adalah
prototipe yang paling sederhana yang akan memenuhi tujuan yang ditetapkan pada
langkah 1. Pada beberapa kasus, prototipe yang sudah ada atau prototipe yang
dibuat untuk tujuan lain dapat dipinjam.
Langkah 3: Menggariskan
Rencana Percobaan
Dalam banyak kasus, penggunaan prototipe dalam penggunaan produk
dapat dianggap sebagai sebuah percobaan. Praktek percobaan yang baik membantu
untuk menjamin penggalian nilai maksimum dari kegiatan pembuatan prototipe.
Rencana percobaan meliputi identifikasi variabel percobaan (jika ada), protokol
pengujian, sebuah indikasi mengenai pengukuran apa yang akan ditampilkan, dan
sebuah rencana untuk menganalisis data hasil. Saat terdapat banyak variabel
yang harus digali, rancangan percobaan yang efisien akan sangat membantu proses
semacam ini.
Langkah 4: Membuat Jadwal
Untuk Perolehan, Pembuatan dan Pengujian
Karena pembuatan dan pengujian prototipe mempertimbangkan subproyek
dalam keseluruhan proyek pengembangan, tim diuntungkan dari jadwal untuk
kegiatan membuat prototipe. Tiga tanggal pertemuan sangat penting dalam
menetapkan usaha pembuatan prototipe. Pertama, tim menetapkan kapan
bagian-bagian akan siap untuk dirakit (tanggal rangkaian bagian). Kedua, tim
menetapkan tanggal kapan prototipe akan diuji pertama kali (tanggal
"pengujian asap"). Yang ketiga, tim menetapkan tanggal saat prototype
diharapkan telah selesai diuji dan memberikan hasil akhir.
10.5.1
Langkah
5: Membuat Jadwal Untuk Perolehan, Pembuatan dan Pengujian
Karena pembuatan dan pengujian prototipe mempertimbangkan subproyek
dalam keseluruhan proyek pengembangan, tim diuntungkan dari jadwal untuk
kegiatan membuat prototipe. Tiga tanggal pertemuan sangat penting dalam
menetapkan usaha pembuatan prototipe. Pertama, tim menetapkan kapan
bagian-bagian akan siap untuk dirakit (tanggal rangkaian bagian). Kedua, tim
menetapkan tanggal kapan prototipe akan diuji pertama kali (tanggal
"pengujian asap"). Yang ketiga, tim menetapkan tanggal saat prototype
diharapkan telah selesai diuji dan memberikan hasil akhir.
10.6 Prototipe Rancangan Produk
Direncanakan pada rancangan produk yang berupa alat puntir benang
sutera ini terdapat 12 spindle dengan diameter spindle 24 mm, jarak antara
spindle satu dengan spindle lainnya 112 mm, jarak antara spindle dengan puli
penuntun (guide pulley) 100 mm, jumlah puli penuntun 5 buah dengan diameter 24
mm, jarak antara puli motor dengan spindle ke-1 480 mm. Prototipe dari rancangan
produk dapat dilihat pada Gambar 10.1.
ijin copas kak buat tugas :v:v
ReplyDeleteAda contohnya ga om
ReplyDeleteyuhuuu...bermanfaat sekali
ReplyDeleteobeng set
nipu
ReplyDelete