BAB III
SPESIFIKASI PRODUK
3.1
Spesifikasi Produk
Untuk tim
pengembang dari suatu produk yang telah menghabiskan cukup banyak waktu untuk
mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, maka dari proses ini akan menghasilkan
suatu daftar kebutuhan pelanggan.Sehingga sebagai tantangan berikutnya adalah bagaimana
menerjemahkan kebutuhan pelanggan yang subyektif menjadi target yang tepat
untuk langkah pengembangan selanjutnya?Bagaimana tim dan manajemen senior
memahami apa yang menentukan keberhasilan dan kegagalan desain produk yang
dihasilkan?Bagaimana tim mengembangkan keyakinan bahwa produk akan memperoleh
pangsa pasar?Bagaimana tim menyelesaikan pertentangan (trade-off) yang tidak terelakkan diantara karakteristik produk
seperti faktor biaya dan sebagainya?
Adapun proses
menentukan spesifikasi produk terdiri dari 4 (empat) langkah:
3.1.1 Menyiapkan
Daftar Matrik dan Menggunakan Matriks Kebutuhan-Matrik
Matrik harus dapat merefleksikan
secara langsung nilai produk yang memuaskan kebutuhan pelanggan. Selain itu, terjemahkan
semua kebutuhan pelanggan menjadi sekumpulan nilai spesifikasi yang tepat dan
terukur, agar memuaskan kebutuhan pelanggan yang terkait. Kemudian matrik harus
merupakan kriteria yang populer untuk perbandingan di pasar. Serta harus ada
keterkaitan kebutuhan tiap matrik.
3.1.2 Mengumpulkan
Informasi Mengenai Produk Pesaing
Spesifikasi harus dapat digunakan
untuk menentukan posisi produk dibanding produk yang ada. Dan informasi produk
pesaing harus dikumpulkan untuk mendukung keputusan posisi produk, kemudian buat
bagan analisis pesaing, gunakan besaran terukur jika memungkinkan.
3.1.3 Menetapkan
Nilai Target Ideal dan Nilai Target Marginal yang Dapat Diterima Untuk Tiap
Matrik
Spesifikasi menetapkan batas bawah,
misal mampu membuka ujung durian minimal sebesar 5 cm. Spesifikasi menetapkan
batas atas, misal berat alat maksimal 50 g. Spesifikasi diantara atas dan
bawah, misal berat buah yang dapat dibuka adalah 0,25 – 1,5 kg. Spesifikasi
tepat, misal baterai yang digunakan adalah 1 buah AAA. Kumpulan nilai diskrit
dalam pilihan,misal diameter pegangan alat: 5/6 cm.
Pengulangan diperlukan beberapa
kali sampai target disetujui. Melakukan pertimbangan (refleksi) pada tiap kali
pengulangan akan membantu meyakinkan bahwa hasil yang diperoleh sudah konsisten
dengan tujuan proyek.
3.2
Langkah Menentukan Spesifikasi Akhir
3.2.1
Mengembangkan
Model-Model Teknis Suatu Produk
Model teknis suatu produk digunakan
untuk memperkirakan nilai metrik dalam membuat beberapa keputusan desain. Dalam
hal ini cenderung menggunakan istilah ‘model’ untuk menyebut suatu bentuk
tiruan fisik maupun analitik dari produk. Idealnya, tim dapat membuat model
analitik produk dengan akurat, mungkin dengan menerapkan persamaan model pada
lembar kerja atau simulasi komputer.
3.2.2
Mengembangkan
Model Biaya Suatu Produk
Biaya
yang dimaksud adalah biaya manufaktur dimana pihak perusahaan selalu memperoleh
keuntungan yang cukup, juga dapat menawarkan produk ini ke pelanggan dengan
harga bersaing.Cara yang digunakan untuk mencatat informasi biaya adalah dengan
membuat daftar perkiraan harga terendah dan tertinggi untuk setiap komponen.
3.2.3 Memperbaiki
Spesifikasi
Setelah tim membuat model kinerja
teknis yang dibutuhkan untuk membuat model biaya awal, tim telah dapat
menggunakan model ini untuk mengembangkan spesifikasi akhir. Spesifikasi akhir
dapat dihasilkan dengan cara memaparkan nilai-nilai kombinasi yang mungkin
melalui penggunaan model teknis, dan kemudian biaya-biaya penerapannya dapat
ditentukan.
3.2.4 Menentukan Spesifikasi
yang Sesuai
Proses penetapan spesifikasi akan
lebih penting dan menantang jika produk yang dikembangkan sangat kompleks,
terdiri dari subsistem, dan membutuhkan beberapa tim pengembangan. Beberapa
spesifikasi komponen ditentukan berdasarkan alokasi dana yang disediakan,
melalui pemahaman yang lebih kompleks mengenai bagaimana kinerja subsistem
berhubungan dengan kinerja produk secara keseluruhan.
3.2.5
Merefleksikan
Hasil dan Proses
Menghasilkan
suatu keputusan yang dapat merefleksikan hasil dan proses. Produk dapat
memenuhi kebutuhan pelanggan dan dapat bersaing. Model teknik dan biaya
diperbaiki untuk meningkatkan keyakinan bahwa produk memenuhi spesifikasinya. Konsep
yang dipilih harus yang paling sesuai dengan target pasar yang ditetapkan. Suatu
pemahaman dan model yang lebih baik dikembangkan untuk proyek pengembangan
selanjutnya.
3.3
Penentuan Spesifikasi Produk (Establishing Product)
Dari
hasil identifikasi kebutuhan konsumen, juga dengan pertimbangan dari beberapa
informasi cara persiapan pertenunan sutera yang ada, baik dengan cara
tradisional maupun dengan menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM), maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa cara persiapan pertenunan sutera yang dikehendaki
khususnya pada persiapan benang suteranya adalah dengan cara mekanis yaitu
menggunakan alat puntir benang sutera. Dari data-data yang telah diperoleh
dapat digunakan sebagai ketentuan atau acuan dalam perancangan dan pengembangan
alat puntir benang sutera. Untuk itu terlebih dahulu disusun suatu daftar
kebutuhan konsumen berdasarkan pada tingkat kepentingan secara relatif yang
dapat dilihat pada Tabel 3.3. Serta disusun pula daftar pernyataan ukuran (list of metric) dari kebutuhan konsumen
yang dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Tabel 3.3 Hubungan Antara Tingkat Kepentingan Dan Kebutuhan
Konsumen Terhadap Alat Puntir Benang Sutera
No
|
Alat
|
Kebutuhan
|
Penting
|
1
|
Apbs
|
Dapat
mengurangi tahapan kerja
|
5
|
2
|
Apbs
|
Dapat
mengurangi tenaga kerja
|
4
|
3
|
Apbs
|
Bobot
ringan
|
5
|
4
|
Apbs
|
Konstruksi
kecil
|
2
|
5
|
Apbs
|
Konstruksi
sederhana
|
2
|
6
|
Apbs
|
Kapasitas
kerja cukup besar
|
5
|
7
|
Apbs
|
Konstruksi
kuat
|
4
|
8
|
Apbs
|
Mudah
dioperasikan
|
4
|
9
|
Apbs
|
Bentuk
menarik
|
1
|
10
|
Apbs
|
Mudah
dirawat
|
5
|
11
|
Apbs
|
Komponen
mudah diperoleh
|
4
|
12
|
Apbs
|
Harga
dapat dijangkau
|
3
|
13
|
Apbs
|
Tidak membahayakan
|
5
|
14
|
Apbs
|
Tidak melelahkan
|
4
|
15
|
Apbs
|
Khusus untuk nomor
benang sutera
|
3
|
16
|
Apbs
|
Benang hasil
pemuntiran mudah dilepas dari kincir
|
5
|
17
|
Apbs
|
Dapat mengetahui
jumlah gulungan benang pada kincir
|
3
|
Tabel 3.4 Daftar Ukuran (metric)
dan Hubungan Tingkat Kepentingan dan Satuan
No
|
No
Kebutuhan
|
Metrik
|
Tingkat
Kepentingan
|
Satuan
|
1
|
1,16
|
Waktu
|
5,5
|
Jam
|
2
|
2
|
Operator
|
4
|
Orang
|
3
|
3,4,5
|
Berat
|
5,2,2
|
Kg
|
4
|
3,4,5
|
Volume
|
5,2,2
|
M3
|
5
|
6,17
|
Jumlah benang yang
dapat digintir dan digulung kembali
|
5,3
|
Kg
|
6
|
7
|
Umur pemakaian
|
4
|
Tahun
|
7
|
8,10,11
|
Sederhana
|
4,5,4
|
Subj.
|
8
|
9
|
Tampilan
|
1
|
Subj.
|
9
|
12
|
Biaya produksi
|
3
|
Rp
|
10
|
13
|
Sesuai dengan standar
pengujian
|
5
|
SNI
|
11
|
14
|
Energi
|
4
|
Joule
|
12
|
15
|
Kemampuan secara
fungsional
|
3
|
Subj.
|
Selanjutnya
tabel 3.3 dan tabel 3.4 digabung menjadi suatu matrik ukurankebutuhan (needs-metric matrix), yaitu suatu matrik
yang menggambarkan bahwa semua kebutuhan konsumen atas alat puntir benang
sutera telah dipertimbangkan dalam penentuan spesifikasi yang dapat dilihat
pada Tabel 3.5
sumber darimana?
ReplyDelete