PERANCANGAN& PENGEMBANGAN PRODUK
1.1
Perancangan dan Pengembangan Produk
Perancangan dan pengembangan produk merupakan bagian yang sangat
besar dari semua kegiatan teknik yang ada. Kegiatan perancangan dimulai dengan
didapatkannya persepsi tentang kebutuhan manusia, kemudian disusul oleh
penciptaan konsep produk, disusul kemudian dengan perancangan, pengembangan dan
penyempurnaan produk. Kemudian diakhiri dengan pembuatan dan pendistribusian
produk. Perancangan adalah kegiatan awal dari suatu rangkaian kegiatan dalam
proses pembuatan produk. Dalam tahap perancangan tersebut dibuat
keputusan-keputusan penting yang mempengaruhi kegiatan-kegiatan lain yang
menyusulnya. Produk merupakan sesuatu yang dijual perusahaan kepada pembeli.
Produk yang dimaksud disini adalah produk yang bersifat rekayasa (engineering), diskrit dan bersifat
fisik.
Dari
sudut pandang investor pada perusahaan yang berorientasi laba, usaha
pengembangan produk dikatakan sukses jika produk yang diproduksi dapat dijual
dan menghasilkan laba. Lima dimensi spesifik yang lain yang berhubungan dengan
laba dan biasa digunakan untuk menilai kinerja usaha pengembangan produk yaitu
kualitas produk, biaya produk, waktu pengembangan produk, biaya pengembangan, kapabilitas
pengembangan.
Pengembangan
produk merupakan aktivitas lintas disiplin yang membutuhkan kontribusi dari
hampir semua fungsi yang ada pada suatu perusahaan, namun tiga fungsi yang
selalu paling penting bagi proyek pengembangan produk, yaitu:
1.1.1 Pemasaran
Fungsi pemasaran
menjembatani interaksi antara perusahaan dengan pelanggan. Sedang peran lainnya
adalah mengidentifikasi peluang produk, pendefinisian segmen pasar, dan
identifikasi kebutuhan pelanggan, merancang komunikasi antara perusahaan dengan
pasar dan menetapkan target harga dan peluncuran serta promosi produk.
1.1.2 Perancangan
(design)
Fungsi
perancangan adalah mendefinisikan bentuk fisik produk agar dapat memenuhi
kebutuhan pelanggan, dalam kaitannya mencakup desain engineering dan desain
industri.
1.1.3 Manufaktur
Fungsi manufaktur
bertanggung jawab pada merancang dan mengoperasikan sistem produksi pada proses
produksi produk.
1.2 Proses dan
Organisasi Perancangan dan Pengemban Produk
Proses
perancangan dan pengembangan produk yang umum terdiri dari enam tahap yaitu:
1.2.1 Perencanaan
Kegiatan
perencanaan ini disebut sebagai zerofase karena kegiatan ini mendahului
persetujuan proyek dan proses peluncuran pengembangan produk aktual.
1.2.2 Pengembangan
konsep
Pada fase
pengembangan konsep, kebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif konsep-konsep
produk dibangkitkan dan dievaluasi, dan satu atau lebih konsep dipilih untuk
pengembangan dan percobaan lebih jauh. Konsep adalah uraian dari bentuk, fungsi
dan tampilan suatu produk dan biasanya dibarengi dengan sekumpulan spesifikasi,
analisis produk-produk pesaing serta pertimbangan ekonomi proyek.
1.2.3 Perancangan
tingkatan sistem
Pada fase
perancangan tingkatan sistem mencakup definisi arsitektur produk dan uraian
produk menjadi subsistem-subsistem serta komponen-komponen. Gambaran rakitan
akhir untuk sistem produksi biasanya didefinisikan selama fase ini. Keluaran
dari fase ini biasanyamencakup tata letak bentuk produk, spesifikasi serta fungsional
dari tiap subsistem produk, serta diagram aliran proses pendahuluan untuk
proses rakitan akhir.
1.2.4 Perancangan
detail
Pada fase
perancangan detail mencakup spesifikasi lengkap dari bentuk, material, dan
toleransi-toleransi dari seluruh komponen unik pada produk dan identifikasi
seluruh komponen standar yang dibeli dari pemasok. Rencana proses dinyatakan dan
peralatan dirancang untuk tiap komponen yang dibuat dalam sistem produksi.
Keluaran dari fase ini adalah pencatatan pengendalian untuk produk.
1.2.5 Pengujian
dan perbaikan
Pada fase
pengujian dan perbaikan melibatkan konstruksi dan evaluasi dari bermacam-macam
versi produksi awal produk. Prototipe awal dalam hal ini alat puntir benang
sutera biasanya dibuat dengan menggunakan komponen-komponen dengan bentuk dan
jenis material pada produksi sesungguhnya, namun tidak memerlukan proses
pabrikasi dengan proses yang sama dengan yang dilakukan pada produksi
sesungguhnya. Prototipe alat puntir benang sutera diuji untuk menentukan apakah
produk akan bekerja sesuai dengan yang direncanakan dan apakah produk memenuhi
kebutuhan kepuasan konsumen utama.
Prototipe
berikutnya biasanya dibuat dengan komponen yang dibutuhkan pada produksi namun
tidak dirakit dengan menggunakan proses perakitan akhir seperti pada perakitan
sesungguhnya. Prototipe berikutnya dievaluasi secara internal dan juga diuji
oleh konsumen dengan menggunakannya langsung. Sasaran dari prototipe ini
biasanya adalah untuk menjawab pertanyaan mengenai kinerja dan keandalan dalam
rangka pengidentifikasian kebutuhan perubahan-perubahan secara teknik untuk
produk akhir.
1.2.6 Produksi
awal
Pada fase
produksi awal, produk dibuat dengan menggunakan sistem produksi yang
sesungguhnya. Tujuan dari produksi awal ini adalah untuk melatih tenaga kerja
dalam memecahkan permasalahan yang mungkin timbul pada proses produksi
sesungguhnya. Produk-produk yang dihasilkan selama produksi awal kadang-kadang
disesuaikan dengan keinginan pelanggan dan secara hati-hati dievaluasi untuk
mengidentifikasi kekurangan-kekurangan yang timbul. Peralihan dari produksi
awal menjadi produksi sesungguhnya biasanya tahap demi tahap. Pada beberapa
titik masa peralihan ini, produk diluncurkan dan mulai disediakan untuk
didistribusikan.
1.3
Perencanaan Produk
Proses
perencanaan produk dilakukan sebelum suatu proyek pengembangan produk secara
formal disetujui, sumberdaya yang penting dipakai dan sebelum tim pengembangan
yang besar dibentuk. Rencana produk mengidentifikasikan portfolio produk-produk
dikembangkan oleh organisasi pada waktu pengenalannya ke pasar. Proses
perencanaan mempertimbangkan peluang-peluang pengembangan produk.
Peluang-peluang itu diidentifikasikan oleh banyak sumber, mencakup usulan
bagian pemasaran, penelitian, pelanggan, tim pengembangan produk, dan analisis
keunggulan para pesaing. Berdasarkan peluang-peluang ini, suatu portfolio
proyek dipilih, waktu proyek ditentukan secara garis besarnya, sumber daya
dialokasikan.Lima langkah yag harus dilalui pada perencanaan produk.
1.3.1 Identifikasi
Peluang
Rancana proses
dimulai dengan mengidentifikasi peluang-peluang pengembangan produk. Beberapa
peluang dikumpulkan secara pasif, namun lebih direkomendasikan agar perusahaan
juga secara eksplisit berusaha untuk mencari peluang. Proses identifikasi
peluang pengembangan produk sangat berhubungan dengan kegiatan mengidentifikasi
kebutuhan pelanggan.Ide – ide untuk produk baru atau detail produk berasal dari
beberapa sumber (secara pasif), antara lain: personal pemasaran dan penjualan,
penelitian dan organisasi pengembangan teknologi, tim pengembangan produk saat ini,
manufaktur dan operasional organisasi, pelanggan sekarang atau potensial, pihak
ketiga seperti pemasok, pencipta dan partner – partner bisnis.
1.3.2 Evaluasi
dan Penentuan Prioritas Proyek
Langkah kedua
dalam proses perencanaan produk adalah memilih proyek yang paling menjanjikan
untuk diikuti. Empat perspektif dasar yang berguna dalam mengevaluasi dan
memprioritaskan peluang-peluang bagi produk baru dalam kategori produk yang ada
adalah strategi bersaing, segmentasi pasar, mengikuti perkembangan teknologi dan
platform produk. Setelah itu, proses mengevaluasi peluang produk baru
didiskusikan dan menyeimbangkan portfolio proyek.
1.3.3 Alokasi
Sumber Daya dan Perencanaan Waktu
Biasanya suatu
perusahaan melakukan terlalu banyak proyek tanpa memperhatikan ketersediaan sumber
daya pengembangan yang terbatas. Sebagai hasilnya insinyur yang terampil dan
manajer-manajer dialokasikan untuk terlalu banyak proyek, sehingga
produktivitas turun secara drastis, proyek menjadi tertunda penyelesaiaannya,
produk menjadi terlambat masuk pasar, dan keuntungan menjadi lebih rendah.
Perencanaan agregat membantu suatu perusahaan untuk menggunakan sumberdayanya
secara efisien dengan mengambil proyek-proyek yang beralasan untuk diselesaikan
berdasarkan sumber daya yang dianggarkan.
1.3.4 Penyelesaian
Perencanaan Proyek Pendahuluan
Segera setelah
proyek disetujui, namun sebelum sumber daya penting digunakan, dilakukan
kegiatan perencanaan proyek pendahuluan. Kegiatan ini melibatkan tim fungsional
silang yang kecil yang sering dinamai tim inti, yang mewakili sebagian besar
ahli seperti ahli teknik, pemasaran, manufaktur dan fungsi pelayanan.
1.3.5 Refleksi
Hasil dan Proses
Karena
pernyataan misi merupakan pegangan untuk tim pengembangan, suatu “reality check” harus dilakukan sebelum
melalui proses pengembangan. Langkah awal ini adalah untuk memperkirakan
kualitas proses dan hasil,waktu untuk memperbaiki, paling tidak menjadi lebih
hebat dan bernilai sesuai dengan kemajuan proses pengembangan.
1.4
Pernyataan Misi Produk
Mendefinisikan
skope dari usaha dalam bentuk pernyataan misi (mission statement) yang akan memberikan informasi mengenai tujuan
dari usaha, adanya peluang pasar, dan besarnya kendala yang dihadapi.
Pernyataan misi produk alat puntir benang sutera dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Tabel
1.1 Pernyataan Misi: Alat Puntir Benang Sutera
Gambaran
Produk
|
Kuat,
ringan, mudah dipindahkan, mudah dioperasikan dan mudah perawatannya.
|
Target
Akhir Usaha
|
Alat
puntir benang sutera akan diproduksi pada pertengahan 2007, margin profit
20%.
|
Pasar
Utama
|
Petenun,
gedogan, pengusaha/pengrajin petenunan sutera
|
Pasar
Sekunder
|
Balai-balai
tekstil dilingkungan dan departemen perindustrian dan perdagangan
|
Asumsi
|
Menggunakan
dinamo listrik, kapasitas cukup besar, material konstruksi besi dan kayu.
|
Penyangga
Usaha
|
Pengguna
langsung, koperasi tenun, distributor
|
Terimakasih kak dengan penjelasan yang ada membuat saya mengerti dan mudah dalam mengerjakan tugas kuliah saya
ReplyDeletePerkenalkan saya LISNA ARISTA dari ISB Atma Luhur
untuk daftar pustakanya ka
ReplyDelete