PROSES MANUFAKTUR : PEMOTONGAN LOGAM
A.
Pengertian
Proses Pemotongan Logam (Cutting Proses)
Proses
pemotongan logam (cutting process)
adalah memotong logam untuk mendapatkan bentuk dan ukuran serta kualitas
permukaan potong yang direncanakan. Proses pemotongan logam dilakukan dengan tool (perkakas/pahat) yang khusus,
sesuai dengan jenis proses pemotongannya. Jadi tool untuk proses yang satu tidak dapat dipakai pada proses yang
lainnya, bahkan untuk proses yang sejenis tidak dapat dipertukarkan toolnya bila rencana pemotongannya tidak
sama.
B. Jenis Sistem Pemotongan Logam
Sistem pemotongan logam dapat dibedakan menjadi 2 bagian,
yaitu:
i. Pemotongan
Tegak (Orthogonal Cutting)
Sistem
pemotongan tegak merupakan penyederhanaan dari sistem pemotongan miring (obligonal Cutting) dimana gaya diuraikan
menjadi komponennya pada suatu bidang (Rochim, 1993). Beberapa asumsi yang
digunakan dalam analisis model tersebut adalah:
-
Mata
potong pahat sangat tajam sehingga tidak menggosok atau menggaruk benda kerja,
-
Deformasi terjadi hanya dalam dua dimensi,
-
Distribusi tegangan yang merata pada bidang geser, dan
-
Gaya aksi dan reaksi pahat terhadap bidang geram adalah
sama besar dan segaris (tidak menimbulkan momen koppel).
Karena sistem gaya dipandang hanya pada satu bidang (bukan ruang) maka gaya
total dapat diuraikan menjadi dua komponen gaya yang saling tegak lurus
(Rochim, 1993). Tergantung pada cara penguraian dalam hal ini dapat dikemukakan
tiga cara, yaitu:
1. Gaya
total (F), ditinjau dari proses deformasi material, dapat diuraikan menjadi dua
komponen, yaitu:
Fs
: Gaya geser yang mendeformasikan material pada bidang geser sehingga melampaui
batas elastik, dan
Fsn
: Gaya normal pada bidang
geser yang menyebabkan pahat tetap menempel pada benda kerja.
2. Gaya
total (F) dapat diketahui arah dan besarnya dengan cara membuat dynamometer
(alat ukur gaya dimana pahat dipasang padanya dan alat tersebut dipasang pada
mesin perkakas) yang mengukur dua komponen gaya, yaitu:
Fv : Gaya potong, searah dengan kecepatan
potong, dan
Ff : Gaya makan, searah dengan kecepatan
makan.
3. Gaya
total (F) yang bereaksi pada bidang geram (Ay, face, bidang pada
pahat dimana geram mengalir) diuraikan menjadi dua komponen untuk menentukan
“koefisien gesek geram terhadap pahat”, yaitu:
Fy : Gaya gesek pada bidang geram, dan
Fyn : Gaya normal pada bidang geram.
ii.
Pemotongan Miring (Obligonal Cutting)
Dalam sistem
pemotongan miring (obligonal cutting)
gaya total pemotongan (F) dianggap dalam ruang yang akan diuraikan menjadi tiga
komponen dalam sistem koordinat tertentu. Tiga macam
sistem koordinat dapat dikemukakan untuk menerangkan lokasi mata pahat relatif
terhadap mesin perkakas, yaitu :
1. Koordinat normal, dengan sumbu
Xn menempel pada mata potong mayor (S) dan kedua sumbu lain yang
saling tegak lurus, Yn dan Zn.
2. Koordinat tegak, dengan sumbu Xo
menempel pada garis proyeksi mata potong mayor pada bidang referensi
(horizontal) dan kedua sumbu lain yang saling tegak lurus, Yo dan Zo,
dan
3. Koordinat mesin, dengan sumbu Zf
berlawanan arah dengan vektor kecepatan makan dan kedua sumbu lain yang saling
tegak lurus, Xf dan Zf.
Gaya pemotongan total F pertama-tama ditinjau dalam sistem koordinat normal
yang dianggap berasal dari tiga komponen gaya yaitu Fxn, Fyn,
dan Fzn. Selanjutnya masing-masing komponen gaya tersebut diuraikan
lagi menjadi komponen gaya yang lain pada sumbu koordinat tegak dan koordinat
mesin. Sebagai contoh, Fxn xo (komponen Fxn
pada sumbu Xo) dan Fxn, yo (komponen Fxn
pada sumbu Yo).
Dengan cara menguraikan dan menjumlahkan akhirnya akan ditemukan komponen
gaya pada koordinat mesin yang berasal dari komponen gaya pada koordinat
normal. Komponen gaya pada koordinat mesin perlu diketahui karena, selain dapat
diukur secara langsung dengan dynamometer, gaya tersebut menentukan gaya
pemotongan.
C.
Parameter Proses Pemotongan Logam
Pada proses pemotongan logam apabila bahan benda kerja, jenis pahat dan
mesin perkakas yang digunakan telah ditentukan, maka untuk selanjutnya
ditentukanlah parameter pemotongan.
Dalam penggunaanya, parameter tersebut dapat divariasikan dan ia akan
mempengaruhi terhadap umur mata pahat, waktu permesinan, biaya permesinan,
konsumsi energi yang diperlukan, kehalusan permukaan benda kerja, jumlah
produksi maksimum yang dihasilkan. Adapun parameter pemotongan tersebut antara
lain:
1. Kedalaman
pemotongan (mm)
2. Hantaran
pemotongan (mm/putaran)
3. Kecepatan
pemotongan (m/menit)
D.
Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Melakukan
Proses Pemotongan Logam
Adapun langkah awal yang dilakukan dalam memilih kondisi pemotongan yaitu
memilih kedalaman pemotongan yang
dibatasi oleh jumlah proses permesinan logam, kekakuan benda kerja dan mesin
perkakas. Hal ini disebabkan kedalaman pemotongan memberi efek yang besar
terhadap umur mata pahat.
Langkah kedua adalah memilih hantaran rata-rata; pertimbangannya yaitu pada
power mesin perkakas yang tersedia,
sifat kekakuan benda kerja dan mata pahat potong yang tersedia dan kondisi
permukaan akhir yang diinginkan.
Langkah ketiga yaitu memilih kecepatan pemotongan. Pemilihan nilai
kecepatan pemotongan dapat dilakukan dengan melihat tabel yang terdapat pada
katalog mata pahat sedangkan pada mesin perkakas yang diperlukan adalah putaran
poros utama (spindle).
E.
Kedalaman Pemotongan dalam Proses Pemotongan Logam
Kedalaman pemotongan merupakan faktor
penting yang memberi pengaruh terhadap waktu permesinan. Menurut Agapiou (1992)
pemilihan kedalaman pemotongan maksimum bergantung kepada :
1. Geometri
dan bahan mata pahat yang digunakan
2. Gaya
pemotongan
3. Power
mesin yang tersedia
4. Kestabilan
dari sistem kerja mesin perkakas dan ketelitian ukuran
5. Kondisi permukaan akhir yang diperlukan
Pertimbangan 1 lazimnya digunakan untuk jenis mata pahat yang dibuat
langsung, bahan dan geometri menentukan kekuatan dari sisi pemotong dan
kelenturan dibahagian bawah mata pahat akibat akibat gaya pemotongan yang
diberikan.
Pertimbangan 2 menjadi berarti bilamana faktor pelenturan dan getaran
dipertimbangkan. Getaran merupakan suatu faktor utama yang bertanggung jawab
untuk membataskan nilai maksimum kedalaman pemotongan sebab getaran yang tinggi
memberi efek yang buruk terhadap kondisi permukaan benda kerja, ketelitian
dimensi, umur mata pahat dan umur mesin perkakas.
Kedalaman
pemotongan pada proses pemotongan dapat diketahui dengan menggunakan persamaan
berikut :
a=(d1-d2)/2
Dimana :
a = Kedalaman pemotongan , mm
d1 =
Diameter awal benda kerja, mm
d2 =
Diameter akhir benda kerja, mm
F.
Hantaran dalam Proses Pemotongan Logam
Dalam menentukan hantaran pemotongan
dilakukan berdasarkan jenis proses yang dilakukan, baik itu proses penghalusan
atau pengasaran permukaan. Pada proses pengasaran, hantaran dipilih sebesar
mungkin dan yang menjadi permasalahan adalah perbandingan kerampingan geram
serta gaya pemotongan. Pada proses penghalusan atau finishing, gerakan potong
bersama-sama dengan sudut mata pahat menentukan tingkat kehalusan permukaan
benda kerja yang dihasilkan.
Penggantian hantaran pemotongan memiliki pengaruh yang lebih besar
dibandingkan kedalaman pemotongan terhadap umur pahat. Adapun faktor-faktor
yang memberi pengaruh penurunan hantaran pemotongan yaitu : penggunaan
kecepatan pemotongan yang tinggi, kekerasan benda kerja yang lebih tinggi,
media pendinginan, ke ausan mata pahat dan penurunan kekakuan benda kerja
maupun mesin perkakas.
Pemilihan nilai hantaran pemotong dapat ditentukan dari katalog jenis mata
pahat yang digunakan. Sedangkan kecepatan hantaran pemotongan dapat diketahui
melalui persamaan berikut :
Vf = f . n
Dimana :
Vf = Kecepatan hantaran pemotongan, mm/menit
f = Gerak hantaran pemotongan, mm/putaran
n = Putaran poros utama (spindel), rpm
G.
Kecepatan
Pemotongan dalam Proses Pemotongan Logam
Kecepatan pemotongan, Vc ditetapkan sebagai laju linear maksimum yang
terjadi antara mata pahat dan benda kerja. Kecepatan pemotongan dinyatakan
sebagai :
Dimana :
Vc = Kecepatan
pemotongan, m/menit
D = Diameter
benda kerja, mm
N = Putaran poros
utama (spindle), rpm
H.
Faktor Penentu
Pemilih Kecepatan Pemotongan Logam
Faktor yang menentukan dalam pemilihan kecepaatan pemotongan yaitu
(Chandiramani, 1975).
Ø Jenis
benda kerja yang digunakan, misalnya baja lunak, aluminium, kuningan dan
lain-lain Benda kerja yang lebih keras dari bahan yang disebutkan diatas
memerlukan kecepatan pemotongan yang lebih rendah.
Ø Bahan
mata pahat yang digunakan, misalnya baja karbon, karbida berlapis, keramik dan
lain-lain. Mata pahat yang terbuat dari karbida berlapis memerlukan kecepatan
pemotongan yang lebih tinggi.
Ø Kedalaman
pemotongan yang akan dikerjakan
Ø Kekakuan
mesin dan pemegang benda kerja
I. Faktor yang
Menentukan Putaran Poros Utama (Spindle)
Setelah nilai kedalaman pemotongan, hantaran pemotongan dan kecepatan.
pemotongan
diketahui maka selanjutnya adalah menentukan putaran poros utama (spindle). Pertimbangan yang dilakukan
dalam menentukan putaran poros utama dilakukan berdasarkan faktor-faktor berikut :
Ø Bahan
benda kerja
Putaran poros utama yang tinggi digunakan untuk membubut bahan benda kerja
yang lembut seperti kuningan, aluminium, dan tembaga. Sedangkan putaran yang
rendah digunakan untuk membubut bahan yang keras seperti besi tuang dan baja
berkarbon tinggi.
Ø Jenis
bahan mata pahat yang digunakan
Putaran poros utama yang tinggi digunakan untuk bahan mata pahat yang lebih
keras seperti karbid yang memiliki kekerasan pemotongan 3 atau 4 kali dari
baja.
Ø Hantaran
pemotongan dan kedalaman potong
Jika hantaran pemotongan dan kedalaman pemotongan besar, putaran poros
utama harus dikurangkan agar beban yang terjadi pada mata pahat dan mesin
menjadi berkurang.
Ø Jenis-jenis
operasi yang dilakukan.
Putaran poros utama dibatasi ½ atau 1/3 dari kecepatan biasa untuk
melakukan operasi-operasi seperti mengulir, pemotongan, dan membubut miring.
Ø Kondisi
mesin yang digunakan
Mesin-mesin yang lama tidak begitu kokoh lagi oleh sebab itu putaran poros
utama yang digunakan harus dikurangkan sedikit.
ReplyDeleteAwalnya aku hanya mencoba main togel akibat adanya hutang yang sangat banyak dan akhirnya aku buka internet mencari aki yang bisa membantu orang akhirnya di situ lah ak bisa meliat nmor nya AKI NAWE terus aku berpikir aku harus hubungi AKI NAWE meskipun itu dilarang agama ,apa boleh buat nasip sudah jadi bubur,dan akhirnya aku menemukan seorang aki.ternyata alhamdulillah AKI NAWE bisa membantu saya juga dan aku dapat mengubah hidup yang jauh lebih baik berkat bantuan AKI NAWE dgn waktu yang singkat aku sudah membuktikan namanya keajaiban satu hari bisa merubah hidup ,kita yang penting kita tdk boleh putus hasa dan harus berusaha insya allah kita pasti meliat hasil nya sendiri. siapa tau anda berminat silakan hubungi AKI NAWE Di Nmr 085--->"218--->"379--->''259'
Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical,oli industri, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan solusi Chemical yang tepat kepada Anda,mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.Harga
ReplyDeleteTerjangkau
Cost saving
Solusi
Penawaran spesial
Hemat biaya Energi dan listrik
Mengurangi mikroba & menghilangkan lumut
Salam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
1.
Coagulan, nutrisi dan bakteri
Flokulan
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Garment wash
Eco Loundry
Paper Chemical
Textile Chemical
Degreaser & Floor Cleaner Plant
2.
Oli industri
Oli Hydrolik (penggunaan untuk segala jenis Hydrolik)
Rust remover
Coal & feul oil additive
Cleaning Chemical
Lubricant
3.
Other Chemical
RO Chemical
Hand sanitizer
Evaporator
Oli Grease
Karung
Synthetic PAO.. GENLUBRIC VG 68 C-PAO
Zinc oxide
Thinner
Macam 2 lem
Alat-alat listrik
Packaging
Pallet
CAT COLD GALVANIZE COMPOUND K 404 CG
Almunium