Proses
Manufaktur : Proses Pengerolan
A. Pengertian
Proses Pengerolan.
Proses
pengerolan adalah proses mengurangi ketebalan benda kerja dengan menggunakan
sejumlah rol. Contoh produk hasil proses pengerolan adalah Plate (dengan ketebalan lebih dari 6 mm), sheet (dengan ketebalan kurang dari 6 mm), dan foil (dengan ketebalan kurang dari 0.1 mm).
B. Klasifikasi
Proses Pengerolan
1.
Berdasarkan
geometri benda kerja
·
Proses
Pengerolan Datar (Flat Rolling)
Proses
pengerolan ini dilakukan untuk mengurangi ketebalan benda kerja yang berbentuk
kotak
·
Proses
Pengerolan Bentuk (Shape Rolling)
Pada
proses pengerolan ini benda kerja dengan penampang berbentuk kotak diubah
menjadi produk dengan bentuk/ profil tertentu
2.
Berdasarkan
temperatur pengerjaan
·
Proses
Pengerolan Panas (Hot Rolling)
Proses pengerolan ini dilakukan di atas temperatur
rekristalisasi. Proses ini merupakan cara efektif untuk memperkecil ukuran
butir logam serta untuk memperbaiki kekuatan dan keuletan.
Keuntungan proses pengerolan panas adalah bebas
dari tegangan sisa dan bersifat isotropik. Kekurangan dari proses pengerolan
panas adalah toleransi dan kekasaran permukaan produk yang dihasilkan rendah.
·
Proses
Pengerolan Dingin (Cold Rolling)
Proses ini dilakukan di bawah temperatur
rekristalisasi. Pengerolan dingin dilakukan untuk mengurangi ketebalan lebih
lanjut dari pengerolan panas. Proses pengerolan dingin menguatkan kekuatan
logam yang dirol, meningkatkan toleransi dan bebas lapisan oksida.
C. Tahapan
Proses Pengerolan
Proses pengerolan menggunakan bahan mentah : ingot/
batang logam yang baru mengalami proses solidifikasi, berikut tahapan dari
proses pengerolan :
- Proses pemanasan:
·
Ingot
dimasukkan ke dalam tungku agar temperatur ingot merata
·
Proses
ini sering disebut proses soaking
·
Ingot
yang telah dipanaskan di rol dengan temperatur pengerolan 1200oC.
- Proses pengerolan :
·
Pengerolan
membentuk salah satu dari tiga bentuk lanjutan : bloom, billet atau slab.
·
Bentuk
lanjutan tersebut dapat dirol kembali menjadi bentuk produk akhir yang
diinginkan.
·
Bloom
: memiliki penampang kotak dengan dimensi >150 mm x 150 mm
·
Slab
: dirol dari bloom dan memiliki penampang kotak dengan panjang sisi > 40mm.
·
Billet
: dari ingot atau bloom, memiliki penampang persegi panjang dengan dimensi
lebar > 250mm dan ketebalan 40 mm.
D. Jenis-Jenis Proses Pengerolan.
1. Proses Pengerolan Datar
Gaya pengerolan :
F =
L.w.Yavg
dimana : L = panjang kontak
w =
lebar strip
Yavg
= average true stress
Gaya pengerolan dapat dikurangi dengan cara sebagai
berikut :
·
Mengurangi
gesekan
·
Menggunakan
rol dengan diameter kecil, sehingga mengurangi daerah kontak
·
Pereduksian
ketebalan benda kerja yang dilakukan beberapa kali dengan tebal yang kecil,
sehingga dapat mengurangi daerah kontak
·
Melakukan
pengerolan pada temperatur tinggi, karena pada temperatur tinggi material akan
mengalami penurunan kekuatan.
·
Memberikan
tegangan pada strip dalam arah
longitudinal selama proses pengerolan.
Daya Total pengerolan :
dimana : P = Daya total pengerolan (kW)
F =
Gaya pengerolan (N)
N=
Kecepatan putar (rpm)
Pertimbangan Geometri
·
Akibat
gaya yang bekerja, rol dapat mengalami defleksi. Besarnya defleksi tergantung
pada besar kecilnya modulus elastisitas material rol. Semakin besar modulus
elastisitas rol, maka defleksi akan semakin kecil. Akibatnya bagian tengah
pelat lebih tebal dibandingkan bagian tepi.
·
Rol
juga dapat mengalami pemuaian pada bagian tengah yang disebabkan oleh panas
yang dihasilkan proses deformasi plastis selama pengerolan. Akibatnya pelat
akan mempunyai bagian tengah yang lebih tipis dibandingkan bagian tepinya.
·
Agar
didapatkan pelat yang mempunyai ketebalan yang sama, umumnya bagian tengah rol
dibuat mempunyai diameter yang lebih besar dibandingkan dengan bagian tepi.
·
Penggunan
rol dengan diameter yang besar cenderung membuat permukaan rol menjadi rata.
·
Rasio
lebar-tebal yang rendah akan mengakibatkan lebar material yang dirol menjadi
lebar. Hal ini tidak terjadi pada pengerolan dengan rasio lebar-tebal yang
tinggi.
Karakteristik Pengerolan Datar
- Proses pengerolan panas akan membuat ingot yang
mempunyai struktur cor (umumnya getas dan berporositas) menjadi struktur yang
berstruktur butir halus dan lebih ulet.
- Proses pengerolan panas untuk paduan aluminium
dilakukan pada temperatur sekitar 450oC, lebih dari 1250oC
untuk baja paduan, dan lebih dari 1650oC untuk paduan refraktori.
Sedangkan pengerolan dingin dilakukan pada temperatur kamar.
- Pack
rolling adalah proses
pengerolan yang menggunakan lebih dari dua lapis logam yang dirol secara
bersama-sama.
- Temper
rolling adalah proses
yang digunakan untuk memperbaiki permukaan pelat hasil proses pengerolan yang
tidak rata dengan cara pengerolan kembali secara ringan dengan reduksi antara
0,5 - 1,5%.
- Tegangan sisa (residual stress) terjadi karena
deformasi material yang tidak seragam pada celah rol. Hal ini terutama terjadi
pada proses pengerolan dingin.
- Toleransi dimensi : ketebalan pelat yang dirol
dingin umumnya bertoleransi
0,1 mm – 0,35 mm dan meningkat untuk pelat
yang dirol panas. Toleransi kerataan umumnya
15 mm/m untuk proses pengerolan dingin dan
55 mm/m untuk pengerolan panas.
2. Pengerolan Bentuk (Shape Rolling)
Struktur yang lurus dan panjang dengan
bentuk tertentu (seperti batang-l, rel kereta api, dan batang pejal) dibentuk
pada temperatur tinggi dengan proses pengerolan bentuk atau pengerolan profil.
Pengerolan
bentuk ada bermacam-macam:
1.Pengerolan
Miring (Skew Rolling)
Proses pengerolanini mirip dengan proses
penempaan dengan rol, dimana digunakan untuk menghasilkan bantalan peluru
2.Pengerolan Cincin (Ring Rolling)
Proses
ini dilakukan untuk mengurangi ketebalan cincin dan memperbesar diameter
cincin. Proses pengerolan panas dilakukan untuk cincin dan diameter besar,
sedangkan pengerolan dingin dilakukan untuk cincin dengan diameter kecil.
Contoh produk yang dihasilkan : roda kereta api, ring pipa.
3.Pengerolan Ulir
Proses
pembuatan ulir dengan pengerolan termasuk proses pengerjaan dingin. Proses ini
mempunyai kelebihan dapat membuat ulir tanpa menghasilkan sisa material
(scrap), mempunyai kekuatan yang baik, mempunyai surface finish yang halus dan
dapat menimbulkan terjadinya tegangan sisa tekan pada benda kerja, sehingga
daya tahan fatique meningkat.
Proses
pengerolan ulir dilakukan pada kondisi material lunak, karena proses ini
membutuhkan sifat keuletan. Untuk mengeraskan produk, pada umumnya diproses
lebih lanjut dengan proses perlakuan panas dan bila diperlukan proses
pengerjaan akhir (finishing) dengan proses permesinan.
Roda
gigi lurus dan roda gigi heliks dapat dibuat dengan menggunakan proses
pengerolan dingin yang serupa dengan pengerolan ulir.
4.Pengerolan Pipa
Pada
proses ini diameter dan ketebalan pipa dan tabung dapat direduksi dengan
menggunakan rol. Proses ini dapat dilakukan dengan atau tanpa bantuan internal
mandrel.
E. Mesin
Rol
Proses
pengerolan dilakukan pada mesin yang disebut Rolling Mils. Jenis-jenis mesin
rol antara lain :
·
Mesin
rol 2 tingkat
Rol dengan ukuran yang sama diputar hanya pada satu
arah. Hasil yang diperoleh dimasukkan kembali ke rol (belakang) untuk proses
pengerolan berikutnya. Untuk peningkatan kecepatan digunakan rol bolak-balik 2
tingkat dimana benda kerja dapat digerakkan maju dan mundur melalui rol yang
arah putarannya dapat dibalik
·
Mesin
rol 3 tingkat
Mesin rol ini
terdiri dari rol atas dan rol bawah sebagai sumber gerak dan rol tengah yang
bergerak akibat gesekan
·
Mesin
rol 4 tingkat
Pada mesin ini
lembaran yang sangat tipis dapat dirol menjadi lebih tipis lagi dengan diameter
yang lebih kecil. Akan tetapi karena rol berdiameter kecil mempunyai kekuatan
dan kekakuan yang lebih rendah dibanding rol besar, maka rol beridameter kecil
harus ditopang oleh rol berdiameter besar.
·
Mesin
rol Cluster
Pada mesin rol
ini, tiap pengerolan benda kerja didukung oleh 2 rol lainnya.
·
Mesin
rol planetari
Suatu rancangan mesin rol yang lain adalah mesin
rol planetari (planetary mill). Mesin ini terdiri atas pasangan rol pendukung
besar dikelilingi oleh sejumlah rol kecil yang disebut planet. Karakteristik
utama mesin rol planet adalah reduksi panas (heat reduction) pelat, langsung menjadi strip melalui satu tahapan
pengerolan. Setiap rol planet melakukan reduksi terhadap pelat yang hampir
tetap besarnya saat pelat meninggalkan jejak melingkar antara pelat dengan rol
pendukung. Jika suatu pasangan rol lepas kontaknya dengan benda kerja, maka
pada pasangan lain terjadi kontak dan terjadi pengulangan proses reduksi.
Reduksi keseluruhan adalah jumlah dari seluruh reduksi yang dilakukan oleh tiap
pasangan rol, dimana perpindahan pasangan rol berlangsung cepat.
F. Cacat
pengerolan
Cacat
produk hasil pengerolan tidak saja terjadi di permukaan, tapi juga terjadi di
dalam produk. Cacat ini selain menyebabkan permukaan produk menjadi tidak baik,
juga mempunyai kekuatan, mampu bentuk dan karakteristik proses manufaktur lainnya
dari produk.
Cacat yang terjadi pada produk pengerolan :
- Cacat yang disebabkan oleh inklusi dan impuritas
dari kondisi yang berkaitan dengan persiapan material dan operasi pengerolan,
seperti permukaan yang berkarat, tergores, berlubang atau retak.
- Ujung yang bergelombang akibat penipisan yang tidak
merata (Ujung lebih tipis dibandingkan bagian tengahnya).
- Pelat terbelah (alligatoring)
yang disebabkan deformasi yang tidak seragam selama proses pengerolan atau
cacat yang terdapat pada billet cor asal.